Saya pulang dari perjalanan di Bergamo dengan senyum lebar―selebar brioche yang setiap hari saya makan untuk sarapan.
Bergamo adalah kota kecil berlokasi sekitar 42km dari Milan. Kotanya terbagi dua: città alta dan città bassa. Città alta atau daerah atas berisi bangunan bersejarah, sedangkan città bassa atau daerah bawah berisi perumahan dan pusat perbelanjaan yang lebih modern.
Stasiun kereta ada di città bassa. Saya naik kereta lokal dari Milan, memakan waktu 50 menit dan ongkos 6 Euro.
Bergamo bukan tujuan wisata populer turis mancanegara. Masih kalah jauh dibanding kota lain seperti Roma, Venice dan Florence. Hal ini rasanya yang membuat perjalanan tambah menyenangkan, tidak ada gerombolan turis seperti di kota-kota populer, namun tetap bisa merasakan pengalaman berada di Italia.
Sejak maskapai berbiaya rendah Ryanair menjadikan bandara Bergamo Orio al Serio sebagai salah satu pusat jaringannya (hub), pertambahan pengunjung di kota ini meningkat cukup banyak. Ryanair telah menghubungkan Bergamo dengan banyak kota di Eropa.
Tiket pulang pergi Ryanair dari bandara Frankfurt-Hahn ke Bergamo misalnya, sekitar 50 Euro. (Sebagai perbandingan, saya menggunakan Lufthansa dari bandara Frankfurt ke Milan Malpensa pulang pergi menghabiskan 120 Euro.) Dengan tiket semurah itu, semakin banyak turis datang mengunjungi Bergamo.
Populasi Bergamo hanya sekitar 120 ribu jiwa, namun jumlah pengunjung tahunan bisa sampai enam juta. Maskapai seperti Ryanair diberitakan membantu perekonomian Bergamo, sekalipun perekonomian Italia secara keseluruhan sedang menurun.
Saya sewa satu apartemen melalui Airbnb. Harga per malam lebih murah daripada hotel maupun penginapan bed and breakfast. Namun lokasi apartemen di bassa, sedangkan daerah wisata di alta. Dari bassa ke alta sebenarnya tidak jauh karena kota ini kecil. Bisa jalan kaki 20 menit (pilihan bijaksana setelah makan seporsi besar pasta), atau dengan bis. Bisa juga kombinasi jalan kaki dan cable car.
Di tengah-tengah città alta ada Piazza Vecchia, termasuk square paling indah di Eropa. Ada tiga bangunan utama di alta: katedral Bergamo, katedral Santa Maria Maggiore dan kapel Calleoni. Calleoni adalah prajurit upahan abad ke-15 yang dikenal sangat macho (ehem, konon dia memiliki tiga testis). Pada malam hari setiap pukul 10 kita bisa dengar menara lonceng di alta berbunyi 100 kali. Dulu ini untuk menandakan penduduk bahwa mereka harus kembali ke alta sebelum gerbang yang memisahkan alta dan bassa ditutup.
Pemandangan dari alta juga indah sekali. Kita bisa melihat pemandangan seluruh Italia bagian utara dari atas. Berada di sana, dengan tiupan angin sepoi-sepoi dan gelato di tangan, benar-benar menenangkan dan membahagiakan.
“I came to Italy pinched and thin, but soon fills out in waist and soul.” kata Elizabeth Gilbert dalam bukunya Eat, Pray, Love.
Satu bagian buku tersebut menceritakan perjalanan Elizabeth di Italia, yang didominasi oleh kegiatan belajar bahasa dan makan makanan Italia. “I love my pizza so much, in fact, that I have come to believe in my delirium that my pizza might actually love me, in return.”
Selain pizza, ada beberapa makanan khas Bergamo yang patut dicoba. Yang ada di daftar saya kemarin: casoncelli, polenta, keju taleggio dan gelato rasa stracciatella.
Casoncelli adalah pasta yang diisi campuran daging giling, telur, bayam dan remah roti. Pasta ini populer di bagian utara Italia. Sedangkan Polenta, pada dasarnya adalah bubur jagung. Polenta ada juga versi manisnya, disebut Polenta e Osei. Saya tidak suka versi manis ini karena rasanya seperti memakan sesendok penuh gula!
Keju taleggio disarankan oleh teman Couchsurfing. Aromanya kuat, teksturnya lembek dan pinggirannya tipis. Untuk penggemar keju seperti saya, ini luar biasa enaknya.
Terakhir, gelato rasa stracciatella yang ekuivalen dengan rasa chocolate chip. Gelato rasa ini sebenarnya bisa ditemukan di seluruh penjuru Italia, tapi konon ditemukan/dibuat pertama kali di Bergamo tahun 1961 oleh Enrico Panattoni di gelateria La Marianna. Gelateria La Marianna masih ada sampai sekarang dan lokasinya di alta. Orang Italia menganggap gelato adalah sesuatu yang wajar untuk dimakan pada jam 9 pagi, yang tentu saja saya sambut dengan senang hati.
Kota kecil seperti Bergamo tidak kalah indah dan makanannya juga tidak kalah istimewa dari kota-kota populer lainnya. Menghabiskan waktu sehari atau dua hari di sini cukup menyenangkan. Walaupun jumlah turis di Bergamo semakin meningkat, namun tetap relatif lebih sepi dari Milan, Venice dan Roma. Bergamo bisa jadi alternatif tujuan wisata di Italia, terutama kalau bosan dengan keramaian dan lelah sikut-sikutan dengan turis lain.
- Disunting oleh SA 18/07/2013
No comments:
Post a Comment