Katakepo.blogspot.com - Awal tahun lalu, saya dan suami berkesempatan untuk berbulan madu ke
Pulau Seribu Masjid—tetangga Pulau Seribu Pura yang tersohor itu. Ya,
akhirnya saya berhasil menjejakan kaki di Pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat, setelah sekian lama saya menuliskan pulau ini di “bucket list” yang saya miliki.
Selama ini saya mengenal Lombok karena dua hal. Pertama, sebagai
penggemar kuliner, siapa yang tidak pernah mendengar nama masakan khas
Lombok, ayam taliwang, yang pedas namun sangat lezat itu, dilengkapi
plecing kangkung yang segar? Dua masakan tersebut adalah menu khas
Lombok yang sudah terkenal di seluruh Indonesia.
Hal kedua yang membuat saya mengenal Lombok ini adalah Gili Trawangan, sebuah “gili”
(pulau kecil) di sebelah Barat Laut Pulau Lombok yang memiliki pantai
yang super cantik dengan pasir nan halus dan warna air hijau kebiruan.
Sebenarnya ada gili-gili lain yang tak kalah cantiknya tersebar di
sekitar Pulau Lombok, namun Gili Trawangan adalah salah satu yang
terbesar dan juga memiliki fasilitas paling lengkap.
Namun, bukan hanya kuliner khas Lombok dan Gili Trawangan yang
meninggalkan memori menyenangkan selama saya berbulan madu di sana. Ada
tempat lain, suatu tempat yang bisa dikatakan harta karun tersembunyi
Pulau Lombok. Namanya adalah Pantai Kuta. Ya, Kuta di Pulau Lombok.
Pantai Kuta ini terletak di Desa Kuta yang lokasinya tak jauh dari
Lombok International Airport, bandara baru yang terletak di wilayah
Praya, menggantikan bandara yang sebelumnya berlokasi di Mataram. Pantai
ini kira-kira hanya 20-30 menit menggunakan taksi dari bandara Praya
yang bersih dan bernuansa modern itu.
Untuk akomodasi, cukup banyak fasilitas penginapan yang terdapat di sekitar Pantai Kuta ini. Dari cottage-cottage sederhana hingga hotel bintang lima, silahkan dipilih yang sesuai anggaran.
Berbeda dengan Kuta di Bali yang sangat padat dan komersial, Pantai
Kuta yang satu ini bagaikan putri cantik yang amat pemalu. Meski
memiliki pemandangan yang sangat indah—bisa dikatakan lebih cantik dari
kembarannya di pulau sebelah—pantai ini terhitung amat sepi. Ketika saya
dan suami berkunjung ke sana, hanya ada dua pengunjung lain ditambah
beberapa penjual pernak-pernik khas Lombok yang hilir mudik menawarkan
kaos atau songket Sasak.
Warna air di Pantai Kuta mungkin tidak hijau kebiruan seperti di
Kepulauan Gili. Namun, pantai ini memiliki pasir khas berwarna putih
kecoklatan yang bulat-bulat seukuran biji merica. Agak geli-geli saat
menginjaknya dengan kaki telanjang. Ombaknya pun bergulung-gulung
relatif tenang. Namun saya rasa, keunggulan utama Pantai Kuta yang
membuatnya luar biasa, boleh jadi adalah lanskapnya yang dikelilingi
oleh karang-karang dan bukit-bukit hijau. Dari sudut tertentu, pantai
ini seakan-akan terperangkap oleh bukit-bukit tersebut yang membuatnya
tampak seperti danau. Sungguh indah.
Bayangkan, alangkah menyenangkannya menghabiskan waktu sambil
tidur-tiduran santai membaca novel lalu sesekali bermain air di pantai
yang berpemandangan indah namun nyaris tak berpenghuni. Benar-benar
seperti pantai milik pribadi!
No comments:
Post a Comment