Katakepo.blogspot.com - Hari itu, tepatnya hari Rabu. Bersama dengan sang saudara yang lahir
mendahului saya, kami pergi dari rumah tanpa ada tujuan yang pasti.
Tampaknya kebiasaan ini memang ada di dalam jiwa kami masing-masing.
Kami suka pergi untuk mencari tempat dan hal-hal baru yang belum pernah
kami datangi dan kami nikmati. Perjalanan kami hari ini pun akhirnya
sampai di tempat yang tidak kami duga sejak berangkat tadi.
Rencana awal kami, hari ini hendak pergi ke suatu kota yang sudah
amat terkenal dengan Jalan Malioboro. Alih-alih, perjalanan secara
spontan berganti dengan jalan menantang menuju daerah wisata Deles
Indah, sebuah lokasi wisata yang bagi kami berdua memiliki kadar
ekstremitas tersendiri, karena letaknya cukup tinggi di atas permukaan
laut. Namun, untuk kali ini rasa penasaran menambah jiwa keberanian kami
untuk menuju lokasi. Tanpa ada rasa rendah diri kami pun mengarahkan
sepeda motor kami ke arah kanan di pertigaan sebelum pabrik gula Gondang
Winangoen di Klaten. Kondisi jalan di sini memang sedikit mengerikan.
Lubang jalan yang lebarnya selebar kubangan kerbau pun selalu siap
menghadang di jalan depan. Truk-truk pasir dengan muatan penuh siap
menghalangi jalan kami dengan tumpahan pasirnya. Sempitnya jalanan pun
harus kami bagi dengan pengendara-pengendara di sekitar kami. Keletihan,
kesemutan, dan panasnya mesin bercampur menjadi satu pada saat itu.
Namun, kami pantang istirahat sebelum sampai di tujuan akhir. Rasa
penasaran menambah keinginan kami untuk segera sampai ke tujuan akhir.
Setelah berjalan sekitar satu setengah jam dengan menghindari
lubang-lubang jalan, kami pun sampai di tempat pembayaran tiket masuk.
Sungguh perjalanan yang sangat memuaskan. Ternyata dengan segala
ketakutan kami untuk menghadapi sesuatu yang belum pernah kita coba
mendapatkan hasil yang luar biasa. Walau, kami sedikit kecewa, karena
tidak ada informasi mengenai tujuan selanjutnya setelah sampai di sini.
Akhirnya, kami memutuskan untuk turun lagi. Kami berdua ingin merasakan
sensasi pemandangan yang luar biasa lebih dari ini. ini bermula ketika
saya berpikir, dari tadi motor kami berpapasan dengan truk pasir
bermuatan penuh. Lalu saya berpikir lagi, di mana tempat truk-truk itu
tadi mendapatkan pasir sebanyak itu? Tujuan kami selanjutnya pun adalah
mencari lokasi tempat di mana truk-truk besar tadi mendapatkan bebannya.
Tak tahu arah sudah pasti, kami kemudian bertanya kepada warga sekitar
tentang di mana truk-truk tadi mendapatkan pasir muatannya. Dengan ramah
warga yang kami tanyai menjawab dengan baik. Kami pun segera meluncur
ke sana sesuai petunjuk warga. Sudah seperti yang saya duga, jalan
menuju lokasi ternyata lebih terjal dan curam dari yang tadi. Dengan
permukaan jalan penuh batu dan kerikil membuat sepeda motor kami bekerja
lebih keras. Mustahil untuk memutuskan untuk kembali setelah sekian
jauh. Setelah berhasil menghadapi ujian jalan tadi, kami pun berhenti
pada suatu titik di mana tempat itu menjadi tempat yang paling indah
untuk mengambil foto.
Sebuah pelajaran saya dapatkan kali ini, betapa kerasnya pekerjaan
orang-orang yang saya temui di tempat ini. Mereka bekerja bertaruh nyawa
demi kehidupan keluarga. Mengangkat batu dan menaikkan pasir ke atas
bak truk menjadi pekerjaan sehari-hari. Lelah atau sakit pun tak pernah
mereka rasakan. Hal itu membuat segala keluhan kami selama di perjalanan
tak mungkin saya ulangi lagi. Kami terdiam sesaat melihat semua keadaan
ini. Dalam diamnya kami, kata pertama yang terucap pada saat itu
adalah, “Ayo ndang muleh mas”. Ayo, segera pulang.
Dalam perjalanan pulang, banyak sekali pedagang durian. Kami yang
hendak pulang, tidak sah rasanya bila tidak membawa satu dari dagangan
ini. Setelah melewati beberapa pedagang di pinggir jalan akhirnya
kamipun berhenti di sebuah lapak kecil dengan nenek tua yang duduk di
antara puluhan buah dagangannya. Kakak saya langsung bertanya kepada
sang nenek mengenai berapa harga buah tersebut. Apa yang saya duga
ternyata benar, harganya sedikit lebih murah bila dibandingkan dengan
harga durian di kota dengan kualitas yang sama. Kami pun mendapatkan
tiga buah durian dengan harga Rp50.000.
Pesan dari perjalanan ini, berwisatalah atau bepergianlah tanpa ada
tujuan yang jelas dan matang. Karena dengan itu, anda akan menemukan
banyak pelajaran berharga yang tak mungkin bisa dibeli dengan uang.
Salam!
No comments:
Post a Comment