Katakepo.blogspot.com - Perempuan yang telah menikah, cenderung memiliki sifat mengatur yang
berlebihan. Awalnya sih agar suami bahagia dan merasa dimudahkan.
Tetapi, kalau terlalu sering, bisa-bisa suami malah gerah dan mulai
melirik yang ‘lain’!
Jauh sebelum memiliki anak, di awal pernikahan, perempuan telah
menjalani peran ganda untuk suami tercintanya, yaitu menjadi sahabat,
kekasih, teman, sekutu, orang kepercayaan dan penghibur saat ia dilanda
resah atau sedang tertekan karena pekerjaan.
Tetapi terkadang, alih-alih menjalankan peran sebagai seorang istri,
kok Anda lebih cocok menjadi ibunya?! Menurut Richard Templar, pada buku
yang berjudul “The Rules of Love’’, satu hal yang dilarang keras bagi
perempuan yang baru menikah, jangan pernah mencoba mengatur suami
layaknya seorang ibu. Sebab, suami Anda adalah manusia dewasa dan tidak
membutuhkan Anda menjalani peran tersebut.
Suami Anda jelas mampu mengambil tindakan-tindakan, dan keputusan
sendiri tanpa kendali dari Anda. Mengutarakan pendapat boleh saja,
tetapi tidak perlu secara rinci mengenai apa yang harus ia lakukan, atau
apa yang harus ia hindari. Ungkapkan opini Anda sebagai sudut pandang,
bukan instruksi.
“Ketika Anda bertindak seperti orang tua kepada suami, maka ia akan
merespon dengan dua cara. Pertama, menanggapi aturan Anda seperti anak
kecil dengan melakukan apa yang Anda katakan. Tetapi, bila suatu waktu
Anda membutuhkan suami untuk menjaga Anda, suami Anda tidak bisa
melakukannya. Karena terbiasa menuruti semua perkataan Anda’’ jelas
Templar.
Bila Anda merasa memiliki kecenderungan ke arah ini, ubahlah segera.
Libatkan suami untuk mengingatkan, bila tanpa disadari Anda sedang
mengaturnya. Dengan mengakui kekurangan dan meminta dukungan dari suami
untuk membantu menghilangkannya, maka suami akan merasa sebagai seorang
pelindung yang menjaga diri Anda.
Sebaliknya, jika membiarkan sifat tukang atur ini berkembang dalam
diri Anda, tak hanya akan menimbulkan tekanan, tapi juga akan mencederai
hubungan serius yang tengah Anda bangun bersama orang yang Anda cintai.
Sumber : The Rules of Love, Richard Templar.
No comments:
Post a Comment