Katakepo.blogspot.com - JAKARTA,Fenomena semburan lumpur disertai
air asin dan gas terjadi di Desa Butuh, Purworejo. Warga desa panik
karena khawatir lumpur akan meluas seperti yang ada di Sidoarjo. Nah,
apakah memang dua fenomena semburan lumpur tersebut sama?
Geolog
dari BP Migas, Awang Harun Satyana, mengungkapkan bahwa mekanisme lumpur
atau gas keluar dari dalam tanah dari dua semburan lumpur itu memang
sama. Namun, sebab dasar dan dampak kedua semburan tersebut berbeda.
Awang
menuturkan, semburan lumpur di Purworejo terjadi ketika pengeboran
dilakukan hingga kedalaman masih dangkal, 15 meter. Pengeboran menembus
kantung gas. Gas itu sendiri berasal dari hasil samping bakteri yang
mengolah sedimen yang terpendam di tanah.
Sementara, di Sidoarjo,
sebab semburan lumpur jauh lebih kompleks. Semburan sendiri terjadi
ketika pengeboran dilakukan hingga kedalaman ribuan meter. Selain itu,
sebabnya juga tak sekadar kantung gas yang ditembus lewat pengeboran.
Awang
mengatakan, wilayah Sidoarjo sekitar 5-10 juta tahun lalu merupakan
wilayah yang sangat dalam. Di sana, berlangsung pula proses pengendapan.
Hanya, pengendapan berlangsung dalam waktu yang cepat.
"Pengendapan
yang cepat ini membuat hasil endapannya belum menjadi batuan yang
sempurna. Tetap dalam bentuk batuan, namun tidak tegar, masih dengan
mudah bergerak," kata Awang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2013).
Wilayah
endapan di Sidoarjo sendiri mencakup daerah yang sangat luas, mencapai
Selat Madura dan Purwodadi. Lapisan sedimen dengan batuan tak tegar itu
dilapisi oleh batuan yang lebih keras di bagian atasnya, membuat tekanan
di lapisan itu tinggi.
Saat pengeboran dilakukan dan menembus
wilayah endapan itu, terjadi kontak antara lapisan itu dengan yang di
permukaan. Karena tekanan di lapisan sedimen tinggi, ada dorongan untuk
melepaskan, yang akhirnya mendorong terjadinya semburan lumpur.
"Yang
menyembur adalah lumpur karena adanya perbedaan tekanan dan temperatur.
Di lapisan sedimen, tekanan dan temperatur tinggi. Perbedaan tekanan
kemudian mengubah fase batuan, keluar menjadi lumpur," jelas Awang.
Dibanding
dengan semburan lumpur Sidoarjo, semburan lumpur Purworejo tak ada
apa-apanya dan bisa dikatakan sering terjadi. Semburan lumpur Purworejo
takkan berlangsung lama seperti semburan lumpur Sidoarjo.
Menurut
Awang, semburan lumpur dan gas akan berhenti bila terjadi kesamaan
tekanan antara di dalam tanah dan di permukaan. Lumpur Sidoarjo tak
berhenti menyembur sejak 2006, sementara semburan di Purworejo akan
berhenti dalam beberapa hari.
No comments:
Post a Comment