Katakepo.blogspot.com - JAKARTA,Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama mengaku sedih mengetahui Perhimpunan Pelajar Indonesia
(PPI) Jerman menolak pencalonan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo
menjadi Duta Besar (Dubes) RI untuk Jerman. "Ya, sih, agak sedih juga,"
kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Menurut Basuki, pemilihan Fauzi Bowo sebagai calon dubes RI di Jerman
sudah tepat. Basuki berpendapat bahwa pria yang akrab disapa Foke itu
sangat mengenal kondisi Jerman karena Foke pernah menjalani studi di
sana.
"Kalau kirim dubes kan lebih baik kirim orang yang mengenal
budaya Jerman. Kalau tanya saya, ya, saya jawabnya begitu," kata Basuki.
Tak pantas jadi representasi
Pencalonan Foke sebagai Dubes Jerman ditolak oleh PPI di Jerman.
Penolakan itu antara lain terkait kampanye hitam berbau suku, agama,
ras, dan antargolongan (SARA) dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta 2012. PPI Jerman menganggap Foke terlibat dalam kampanye
berbau SARA yang menyerang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Apa yang dilakukan Fauzi Bowo jelas bertentangan dengan Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana mungkin seorang yang pernah tidak
menjunjung tinggi nilai keragaman dipilih dan dicalonkan sebagai Dubes
RI dan menjadi representasi NKRI di kancah internasional?" tulis PPI
Jerman dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Ketua DPR Marzuki Alie,
dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq.
Selain itu, PPI Jerman juga menyinggung program Jakarta-Berlin Sister
City. PPI Jerman menilai, sebagai gubernur periode 2007-2012, Foke
memiliki kesempatan besar untuk menggunakan pengetahuannya mengenai
Jerman untuk meningkatkan pembangunan di Jakarta. "Namun, selama program
ini berlangsung, kami tidak melihat hasil signifikan yang dapat
dimanfaatkan dari hubungan tersebut untuk kemajuan pembangunan di
Jakarta," sebut PPI.
PPI juga mengingatkan bahwa dubes memiliki peranan penting dan
strategis untuk meningkatkan kerja sama dengan negara sahabat. Jadi,
tugas dubes seharusnya diberikan kepada orang yang berkompeten dalam
bidang diplomasi dan memiliki dedikasi tinggi dalam melayani dan
melindungi WNI.
"Kami melihat posisi penting ini sering kali menjadi komoditas
politik dari para pemangku kebijakan. Kami berpendapat bukan tugas
presiden untuk mencarikan pekerjaan bagi seseorang yang telah kehilangan
kepercayaan di kota yang pernah dipimpinnya," sebut PPI.
No comments:
Post a Comment