Katakepo.blogspot.com - Blitar, Jika di
Bandung ada keripik Maicih, di Blitar, Jawa Timur, ada Mie Nuklir.
Memakai tingkat kepedasan berjenjang, kedua jenis kuliner ini sama-sama
menjual cita rasa cabai yang menyengat. Bertempat di warung sederhana
ala kaki lima di Kelurahan Pakunden, 2 kilometer dari pusat Kota Blitar
arah Kediri, kios Mie Nuklir ini ramai dikunjungi pembeli. Rata-rata
mereka adalah remaja dan anak sekolah yang memang menyukai mie sebagai
jajanan favorit.
Begitu menginjakkan kaki ke dalam warung, sebuah spanduk berukuran
cukup besar terpampang di dinding atas. Tak selazimnya menu atau daftar
makanan yang biasa dipajang di rumah makan, spanduk itu justru
bertuliskan deretan jenjang sekolah. Mulai PAUD, TK, SD, SMP, SMA,
Sarjana, Magister, Doktor, hingga Profesor. "Itu adalah urutan rasa
pedas," kata Sandi, juru masak Mie Nuklir, kepada Tempo, Kamis, 27 Juni
2013.
PAUD adalah sebutan untuk mie yang tidak menggunakan cabai sama
sekali. TK berisi satu cabai, SD dengan lima cabai, SMP untuk 10 cabai,
SMA dengan 15 cabai, Sarjana 20 cabai, Magister untuk 25 cabai, dan
Profesor untuk hidangan satu mangkuk mie dengan 30 cabai. Bisa
dibayangkan betapa pedasnya rasa mie dengan tingkat kepedasan Profesor
ini.
Menurut Sandi, teknik mengolah dan memasak Mie Nuklir ini nyaris sama
dengan menu olahan mie lainnya. Makanan gilik berbahan dasar tepung itu
direbus dalam air mendidih selama beberapa menit. Setelah masak,
diangkat dan ditiriskan sebelum dimasukkan ke mangkuk untuk ditambahkan
penyedap rasa, kecap, dan bumbu lainnya.
Campuran kecap pada Mie Nuklir ini tergolong cukup banyak hingga
menimbulkan warna kuah yang hitam dengan cita rasa manis. Namun
percayalah, rasa kecap itu akan segera tergusur dengan rasa pedas yang
luar biasa. Apalagi jika menu yang kita pilih adalah Mie Nuklir dengan
level Sarjana ke atas. Dipastikan sejak suapan pertama keringat akan
mengucur disertai sensasi lidah terbakar karena kepedasan. Rasa pedas
ini akan semakin bertambah ketika disusul dengan suapan kedua dan
seterusnya.
Tempo yang berkesempatan menjajal Mie Nuklir dengan tingkat kepedasan
SD saja sudah cukup berkeringat. Padahal jumlah cabai yang dihaluskan
bersama kuah mie tak lebih dari lima biji saja. Namun demikian, menurut
Sandi, para remaja khususnya pelajar justru banyak yang memilih level
Profesor dengan 30 cabai. Ketika kepedasan, mereka akan saling ejek dan
menertawakan. "Bisa dibilang uji nyali," tutur Sandi sambil tersenyum.
Diperlukan kemahiran mengukur kuantitas cabai untuk meramu Mie Nuklir
sesuai tingkat kepedasannya. Sebab, cabai yang dicampurkan bukan lagi
dalam bentuk bijian, namun cairan lembut dari cabai yang diblender.
Cairan cabai itu diletakkan dalam stoples besar yang biasa digunakan
menyimpan kerupuk.
Pada awalnya, Sandi harus menggunakan sendok kecil untuk mengukur
jumlah cabai. Satu buah cabai setara dengan satu sendok kecil. Ketika
mendapat pesanan Mie Nuklir dengan level Profesor, dia harus menambahkan
30 kali sendok cabai. Namun sekarang pria bertato ini sudah mampu
mengukur jumlah cabai hanya dengan menggunakan sendok biasa. Khusus
untuk tingkat Profesor disiapkan sendok besar seukuran sendok sayur
untuk mengambil cairan cabai.
Meski tak pernah sepi dari kunjungan pelanggan, pengelola Mie Nuklir
tak mematok mahal untuk menu mereka. Satu porsi Mie Nuklir dihargai
hanya Rp 4.000. Porsi yang ditawarkan cukup mengenyangkan untuk
pengganti sarapan atau makan siang. Dalam sehari, warung ini memasak
tidak kurang dari 250 mangkuk mie. Setiap 50 mangkuknya membutuhkan 5
kilogram cabai segar. Ini berarti, dalam sehari, cabai yang dibutuhkan
warung ini mencapai 25 kilogram. Meski harga cabai melonjak, pengelola
Mie Nuklir mengaku tak pernah menaikkan harga.
Pemilik Mie Nuklir, Diana Puspita Sari, menambahkan, konsep yang ia
bawa adalah mie sehat dan organik. Ia mencampurkan jamur sehat di
sela-sela sisiran ayam pada mie itu. Untuk menjaga kualitas rasa, Diana
melarang mie sisa hari ini dimasak lagi untuk esok harinya. "Kalau
dimasak lagi buat besok, rasanya sudah beda. Pembeli yang peka pasti
tahu bedanya," kata Diana yang juga membuka cabang Mie Nuklir 2 di Jalan
Kalimantan, Kota Blitar.
No comments:
Post a Comment