Katakepo.blogspot.com - Bukan rahasia lagi jika kerajaan bisnis milik konglomerat Aburizal
Bakrie terbelit masalah utang. Persoalan ini seolah tidak lepas dari
sepak terjang kelompok bisnis PT Bakrie & Brothers Tbk.
Selama ini, kelompok usaha Bakrie selalu bisa berkelit dari masalah
ini. Caranya hanya dengan cara menjual aset-aset milik anak usaha yang
nantinya dijadikan modal untuk membayar utang dan ekspansi perusahaan.
Daftar panjang perusahaan Bakrie yang sudah dilego sahamnya ke
investor lain adalah Seamless Pipe Indonesia Jaya, Bakrie Pipe
Indonesia, South East Asian Pipe Indonesia, South East Asian Pipe,
Bakrie Construction, Bakrie Building Industries hingga yang terbaru
adalah menjual saham PT Energi Mega Persada Tbk.
Meskipun selalu mencoba mencari celah dan jalan keluar dari persoalan
utang, beberapa kali anak usaha grup Bakrie terbentur dengan jalan
buntu hingga akhirnya digugat pailit oleh debitur.
Salah satu anak usahanya yang digugat pailit adalah Bakrie Life,
perusahaan yang bergerak di lini bisnis asuransi. Bakrie Life mengalami
gagal bayar pada 2008 sebesar Rp 360 miliar kepada nasabah diamond
investa. Seiring perjalanan, utang Bakrie Life kepada nasabah tersisa Rp
270 miliar. Kesulitan likuiditas yang dialami Bakrie Life membuat pihak
Bakrie belum juga dapat melunasi utang-utangnya pada nasabah.
Yang terbaru, anak usahanya yang bergerak di bidang properti, PT
Bakrieland Development juga digugat pailit oleh The Bank of New York
Mellon cabang London terhadap anak usaha Bakrieland yakni BLD Investment
Pte yang memiliki utang USD 155 juta.
Persoalan utang yang terus menggelayut kerajaan bisnis Bakrie bukan
hal baru. "Sejak 2008 keuangan perusahaan Bakrie sangat parah dan
utangnnya sudah besar sekali, tidak menghasilkan keuntungan. Mereka beli
aset menggunakan uang utang. Mereka membeli aset dengan harga mahal,
ketika aset itu dijual dengan harga murah bukan menutupi utang malah
nambah utang," ujar Analis Pasar Modal Kiswoyo Adijoe kepada
merdeka.com, Selasa (10/9) malam.
Menurutnya, lilitan utang sudah menjerat hampir di seluruh anak usaha
perusahaan Bakrie dan sudah berlangsung selama lima tahun terakhir.
Gugatan pailit yang dialamatkan ke Bakrieland dan anak usahanya, salah
satu dampak dari sistem bisnis perusahaan Bakrie yang bertumpu pada
utang.
"Sekarang mereka terbentur dengan persoalan ini karena tagihan
utangnya besar, yang tagihan kecil juga ada. Karena ini besar aja
makanya dipailitkan," ucapnya.
Selama ini, Bakrie bisa berkelit dari jeratan utang. Salah satu yang
paling dramatis adalah keberhasilan menghindari bangkrut pada 2011
ketika Bakrie harus membayar utang jatuh tempo USD 1,35 miliar. Caranya
meminta jaminan pada Credit Suisse, dengan menjaminkan Bumi dan berani
menjanjikan imbal hasil besar bagi debitur.
Namun, bukan berarti perusahaan Bakrie bisa lepas dari jerat utang
yang sudah menggurita. "Tidak bakal lunas utang Bakrie. Udah dari 2008
melakukan itu, gali lubang tutup lubang," ucapnya.
Kiswoyo mengakui bahwa strategi Bakrie dalam menjalankan bisnisnya
sulit ditebak. Yang sudah jadi rahasia umum, jika sang bigbos yakni Ical
tidak menyuntikan dana besar, maka akan sulit menyelamatkan
aset-asetnya.
Dia melihat, perusahaan-perusahaan Bakrie tengah dilanda kerugian
akibat mengandalkan utang untuk ekspansi bisnisnya. "Mereka membeli aset
kemahalan terus belinya pakai utang," katanya.
No comments:
Post a Comment