Katakepo.blogspot.com - Menjelang Pemilu Legislatif 2014, masing-masing caleg mulai memaparkan
visi dan misinya guna menarik simpati publik. Hampir sebagian besar
caleg-caleg yang maju, baik itu di tingkat pusat atau daerah didominasi
oleh wajah-wajah lama atau incumbent.
Direktur Sinergi Masyarakat
untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA) Said Salahudin berpendapat,
caleg-caleg muda atau baru harus memiliki upaya-upaya terobosan dan
nilai jual lebih.
Anda caleg muda, so what? Caleg muda kurang
bersuara terhadap isu-isu aktual, caleg muda harus menjadi nilai
pembeda, ada bukti konkret yang dimiliki caleg muda, ujar Said dalam
diskusi di KPU, Jakarta, Jumat (25/10).
Lebih lanjut, Said
menambahkan, caleg muda harus mengambil peran dan memiliki kontribusi
terhadap masyarakat, walaupun dengan segala keterbatasan seperti
kekurangan materi ataupun logistik.
Seorang caleg baru, haruslah
memiliki nilai pembeda dengan caleg lainnya apalagi dibandingkan dengan
caleg petahana. Misalnya seperti soal DPT dia harusnya yang ngomong
menunjukkan dia yang bekerja sejak awal. Dia menghimpun data mana yang
belum terdaftar. Dia berkontribusi dulu, jelas Said.
Selain itu,
kata Said, caleg-caleg baru bisa melakukan advokasi di Dapilnya. "Apa
yang jadi masalah di dapil? Itu cara menarik perhatian pemilih. Kalau
dapil di Jakarta Utara ada penggusuran, penggusuruan itu diperjuangkan.
Atau lahan sawit diambil alih pengusaha, lawan! Jadi masyarakat bisa
merasakan kontribusinya. Fungsi advokasi ini belum maksimal," tandasnya.
Dalam
kesempatan yang sama, caleg muda DPR dari PDIP Dapil Banten Wanto
Sugito menyatakan, sudah seharusnya pemuda-pemuda ambil bagian pada
pemilu 2014. Dengan demikian, di Senayan terjadi perubahan calon wakil
rakyat yang mumpuni.
Rilis KPK kan, lembaga DPR periode 2009
hingga sekarang dinilai paling korup. Nah jalan keluarnya periode
2014-2019 agar DPR tidak korup harus didominasi oleh darah segar anak
muda semua, ujar Wanto.
No comments:
Post a Comment