Katakepo.blogspot.com - Jutaan meter kubik air di bawah tanah terus dirongrong perusahaan air
minum dalam kemasan. Kini warga Desa Babakan Pari, Kecamatan Cidahu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sulit mendapatkan akses air bersih.
Saban
hari mereka harus menggunakan air keruh mengalir dari persawahan. Air
itu berasal dari aliran Sungai Cigoong telah bercampur limbah rumah
tangga. Di bagian hulu, terdapat sebuah MCK (mandi, cuci, kakus) terbuat
dari batako dan beratap asbes.
"Kadang suka ada pisang goreng
juga nyangkut," kata Wawan, warga Kampung Kuta, Selasa pekan lalu
mengantarkan merdeka.com mencari sumber muara air keruh digunakan
penduduk Babakan Pari.
Pisang goreng dimaksud Wawan ialah kotoran
manusia. Namun warga tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tetap
menggunakan air keruh itu untuk kebutuhan sehari-hari lantaran sumur
mereka kering. "Ini hulu air digunakan warga," ujarnya saat menunjukan
tempat itu.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran
(Fitra)Kabupaten Sukabumi menuding Aqua melanggar prinsip tata kelola
perusahaan dan merugikan masyarakat. Lewat riset berjudul Relasi Aktor
Politik Ekonomi Lokal Sukabumi, Fitra menemukan dampak negatif akibat
eksploitasi air oleh Aqua lewat bendera PT Tirta Investama memanfaatkan
mata air Cikubang. Fitra menyimpulkan warga Desa Babakan Pari kekurangan
air bersih. Selain itu, semua kampung di desa ini kesulitan pasokan air
buat mengairi sawah mereka.
Mantan Kepala Dinas Pertambangan,
Energi, dan Sumber Daya Mineral (PESDM) Kabupaten Sukabumi Dadang
mengatakan potensi air tanah di wilayahnya sekitar 34 juta meter kubik.
Dia mengungkapkan penurunan air tanah di Kecamatan Cidahu perlu
perhatian pemerintah secara khusus.
Jika dibiarkan terus, 106
perusahaan air minum kemasan bisa menyedot habis semua cadangan itu.
"Kalau tidak ada antisipasi, perkiraan saya 20 tahun akan habis potensi
air di Sukabumi," kata Dadang melalui telepon selulernya Senin lalu.
Dadang
menilai penghijauan dilakukan perusahaan-perusahaan pengguna air tanah
itu telat. Dia menambahkan pemerintah kabupaten telah memantau
penggunaan air oleh Aqua.
Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas
PESDM Kabupaten Sukabumi Iyus menjelaskan pendapatan pajak terbesar dari
106 perusahaan di daerah itu berasal dari Aqua. Aqua menjadi perusahaan
terbesar menenggak air tanah, sekitar 200 ribu meter kubik tiap bulan.
Urutan kedua ditempati Pocari Sweat lewat PT Amerta Indah Otsuka.
"Pocari Sweat masuk urutan nomor dua, tapi masih suka berganti dengan
perusahaan lain. Sedangkan yang ketiga itu PT Indolakto," ujar Iyus
melalui telepon selulernya kemarin.
Jumlah pendapatan dari pajak
perusahaan air minum kemasan meningkat seiring naiknya pajak air tanah
menjadi Rp 1.500 per meter kubik. "Aqua bayar pajak paling besar sekitar
Rp 5,6 miliar," tuturnya.
Data Dinas PESDM terbaru tentang air
disedot Aqua saban bulan dari empat mata air milik mereka sungguh
fantastis. Dari mata air pertama mereka mampu menghasilkan 432 meter
kubik per hari.
Melalui mata air kedua dan ketiga sama-sama
menyedot 864 meter kubik tipa hari. Sedangkan ladang air keempat paling
besar hasilnya, yakni 6.048 meter kubik saban hari.
Aqua punya
pandangan lain terkait tudingan sebagai penyebab keringnya sumur-sumur
warga di Desa Babakan Pari. Dalam proses produksinya di mata air
Cikubang, Aqua mengaku mengambil air dari lapisan dalam. berbeda dengan
masyarakat memakai air di lapisan permukaan.
"Sumber air itu
dipisahkan oleh lapisan batuan kedap air. Secara teknis kedua sumber air
ini tidak berhubungan," kata Chrysanthi Tarigan, Coorporate
Communications Manager PT Tirta Investama saat berkunjung ke kantor
merdeka.com kemarin.
No comments:
Post a Comment