Katakepo.blogspot.com - Sekitar 200 sampai 300 orang saling berpegangan tangan membentuk
rantai manusia di luar Gereja Santo Anthony di Kota Lahore, Pakistan,
untuk menunjukkan rasa solidaritas mereka kepada para korban serangan
bom bunuh diri di Gereja All Saints di Kota Peshawar dua pekan lalu,
yang mengakibatkan lebih dari seratus orang meninggal. Serangan dua bom
bunuh diri di Gereja All Saints itu terjadi usai Misa Minggu, dan
diyakini sebagai serangan paling mematikan terhadap warga Kristen di
Pakistan.
Sambil berdiri di halaman kecil Gereja Santo Anthony, Mufti Muhammad
Farooq menyampaikan khotbahnya dengan mengutip beberapa ayat suci
Alquran yang mengajarkan sikap toleransi dan hormat terhadap mereka yang
berkeyakinan lain. Pendeta Nasir Gulfam terlihat berdiri di samping dia
setelah memberikan pelayanan kebaktian di dalam gereja selama dua jam,
seperti dilansir surat kabar the Express Tribune, Senin (7/10).
Kedua pemuka agama itu berdiri dan saling merangkul bahu mereka
masing-masing serta bergandengan tangan sebagai bagian dari rantai
manusia yang dibentuk di luar gereja. Tindakan itu tidak hanya ditujukan
sebagai rasa solidaritas, tetapi juga untuk mengirim pesan, 'Satu
Bangsa, Satu Darah'.
Sebagai bagian dari upaya untuk membuat lebih peka kepada masyarakat
luas, langkah membuat rantai manusia ini menjadi acara kedua setelah
tindakan serupa juga diselenggarakan di Kota Karachi pada pekan lalu di
luar Katedral Santo Patrick yang diprakarsai oleh sebuah organisasi
menamakan diri mereka 'Pakistan Untuk Semua', yakni sebuah perkumpulan
warga yang prihatin atas meningkatnya serangan terhadap kaum minoritas.
"Para teroris telah menunjukkan kepada kita apa yang mereka lakukan
pada hari Minggu. Dan di sini kita menunjukkan kepada mereka apa yang
kita lakukan pada hari Minggu. Kita bersatu," kata Muhammad Jibran
Nasir, penyelenggara yang juga menyerukan acara itu di media sosial.
Nasir, yang datang dari Karachi, untuk membentuk rantai manusia
beserta kelompoknya, telah bekerja untuk mendukung kebutuhan bagi
kerukunan antar umat beragama.
"Saya tidak melihat adanya alasan mengapa politisi kita dan para
pemimpin kita tidak datang dari rumah mereka, meninggalkan rumah-rumah
mewah mereka yang aman dan berdiri dalam solidaritas sebagai sesama
manusia," ujar Nasir.
Mariam Tariq, yang menghadiri kebaktian dengan putrinya, turut
bergabung dalam rantai manusia. "Kami telah kehilangan begitu banyak
orang yang kita kasihi selama beberapa tahun ini," ujar dia sambil
meneteskan air mata.
No comments:
Post a Comment