Katakpeo.blogspot.com - Kementerian Keuangan belum bisa mengalokasikan anggaran negara untuk membangun kilang minyak. Padahal, diakui Menteri Keuangan Chatib Basri, solusi untuk mengurangi tingginya impor minyak dan gas (migas) dengan pembangunan kilang.
Salah satu problem dari solusi pembangunan kilang adalah prosesnya
yang tidak sebentar. "Impor minyak mentah mau ditekan itu dengan
pengilangan, bukan kenaikan BBM memang. Pengilangan enggak bisa dibangun
dalam sebulan," ujarnya di kantornya, Jumat (15/11).
Ke depannya, pemerintah memang wajib mengalokasikan anggaran untuk
mendukung pembangunan kilang. Namun, kata dia, kebijakan itu sulit
direalisasikan di era Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
"Nanti kita lihat lagi, ini masih proyek yang membutuhkan waktu. Tapi
nggak akan kelihatan di pemerintahan saat ini," kata Chatib.
Mantan kepala BKPM ini sekaligus memastikan, pihaknya belum pernah
membahas kemungkinan memberi insentif untuk pihak yang bersedia
membangun kilang.
Dana untuk membangun sebuah kilang baru cukup besar. Dari studi
kelaikan yang dilakukan Kementerian ESDM April lalu disebutkan,
instalasi pengolahan minyak mentah menyerap anggaran mencapai Rp 90
triliun bila sepenuhnya dibiayai APBN. Apabila sukses dibangun,
diharapkan tak cuma untuk mengolah bahan bakar, namun juga produk
aromatik yang bernilai ekonomis.
Chatib mengingatkan, skema pembangunan kilang murni dengan APBN
banyak ditentang lantaran berisiko. Kemungkinan paling besar, maka
proyek yang belum jelas lokasinya itu menggunakan sistem Kerja Sama
Publik-Swasta (KPS). "Waktu itu kan ada ketidaksetujuan soal
(menggunakan APBN)," cetusnya.
Sejauh ini, produksi kilang di dalam negeri cuma 700.000 barel per
hari. Padahal kebutuhan BBM harian mencapai 1,3 juta barel. Kondisi ini
selalu disebut menjadi penyebab defisit perdagangan akibat impor migas
terus terjadi selama beberapa triwulan terakhir.
Saat ini, Indonesia memiliki enam kilang. Seluruhnya dioperasikan
Pertamina yaitu di Dumai, Riau, Plaju, Sumatera Selatan, Cilacap, Jawa
Tengah, Balikpapan, Kalimantan Timur, Balongan, Jawa Barat, dan kilang
Kasim, Papua Barat.
No comments:
Post a Comment