Katakepo.blogspot.com - Politikus PDIP Maruarar Sirait punya penilaian mengenai cara
berpolitik antara orang Batak dan Jawa. Salah satu yang disorotinya
adalah pembawaan diri orang tersebut.
"Orang Batak itu tahu
sedikit, tapi seakan-akan tahu banyak. Ia tidak tahu ujungnya," ujar
Maruarar Sirait, dengan nada bercanda, saat menyampaikan sambutan dalam
perayaan ulang tahun ayahnya, Sabam Sirait sekaligus peluncuran buku
'Politik itu Suci' di Gedung Lemhannas, Jalan Kebon Sirih, Jakarta
(Minggu, 10/11).
Sedangkan politisi asal Jawa, lanjut Maruarar, cenderung tahu banyak dan tahu kesimpulannya, namun sedikit bicara.
"Ibu
Mega dan Mas Jokowi itu misalnya, tahu kesimpulannya dan ujungnya, tapi
diam saja," canda Maruarar yang langsung disambut tepuk tangan dan tawa
hadirin.
Candaan Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengingatkan
hadirin akan wacana menjelang Pilpres. Nama Jokowi disebut-sebut sebagai
capres. Namun hingga kini, PDI Perjuangan, yang keputusannya ada di
tangan Megawati, masih menyimpan dan belum memutuskan siapa capres yang
akan diusung.
Mengenai sosok ayahnya, Maruarar memuji ayahnya tersebut sebagai sosok yang tak cacat hukum.
"Selama enam pemerintahan, Papa, juga tidak tersangkut hukum," ujar anggota Komisi XI DPR yang akrab disapa Ara ini.
Ara
menjabarkan enam pemerintahan yang berhasil dilewati Sabam dengan mulus
yakni pemerintahan Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan
SBY.
"Tidak banyak politisi yang berhasil mengalami masa
pemerintahan enam presiden, dan tetap konsisten menjaga nama baik. Sabam
Sirait adalah di antara yang tidak banyak itu," papar Ara.
"Papa tidak mewariskan kekayaan. Papa meninggalkan nama baik," tandasnya.
No comments:
Post a Comment