Katakepo.blogspot.com - Mata AR melotot. Sesekali bibir kecilnya tersenyum menatap ke arah perempuan muda berambut pirang tengah menggendong dirinya.
Hidung
AR mancung, kulitnya putih dan wajahnya mirip anak keturunan Arab. Dia
kadang menangis lantaran haus. Buru-buru perawat membuatkan susu dalam
botol berukuran 100 cc.
Ara, begitu sebutan AR dipanggil. Bayi
lima bulan ini terlahir prematur. Beratnya saat dilahirkan di bidan
bilangan Kota Wisata Cibubur, Jakarta Timur, hanya 900 gram. Ara segera
dibawa ke Rumah Sakit Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur, dirawat
dalam inkubator. Kalau tidak, nyawa bayi lelaki tampan ini tidak
tertolong.
Ara merupakan salah satu penghuni Rumah Penitipan Anak
Tenaga Kerja Indonesia (RPATKI) di Cikeas, Gunung Puteri, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat. Dia dilahirkan dari rahim ibu asal Cianjur, Jawa
Barat. Sewaktu bekerja di Arab Saudi, majikan memperkosa ibunya. Dia
kemudian dideportasi karena hamil.
Malu membawa anak titipan,
janda beranak satu itu terpaksa menitipkan Ara di RPATKI. Namun usai
melahirkan, sang ibu tidak kunjung menjenguk. Hanya sekali ibunya
menelepon ke RPATKI menanyakan kabar Ara. "Pernah menelepon sekali,
kalau ibunya asal Cianjur," kata Kepala Perawat Anak di RPATKI Nina saat
ditemui merdeka.com Senin pekan lalu. Ibunda Ara berparas cantik. Sudah dua bulan dia bekerja di Jakarta.
Selain
Ara, ada sepuluh bayi berwajah mirip anak Arab. Semuanya ditinggal ibu
mereka begitu saja di RPATKI Cikeas usai melahirkan.
AL, dua
tahun, baru bangun dari tidur siang. Dengan baju kuning tanpa lengan dia
turun bersama pengasuh dari lantai dua RPATKI. Wanita berpakaian merah
jambu ini menggendong pula KL, tiga tahun, di punggungnya. Rambut dua
bocah ini mau dipangkas. AL bergegas lari mengambil mobil-mobilan dan
bermain di pelataran keramik.
AL menolak dicukur. Dia memilih
balapan mobil dengan teman sepantaran. Namun KL tak bisa berbuat banyak.
Dia diam. KL hanya menjulurkan tangan dan kakinya lantaran terlahir
dalam kondisi cacat. Pergelangan kakinya tidak sempurna.
Menurut Nina, orang tuanya tidak mengharapkan KL lahir. Sebab itu,
sang ibu sering menenggak obat penghancur janin. Nasib berkata lain. KL
tetap kuat meski terus dijejali obat keras. Buntutnya, Ujang sebutan KL
mengalami cacat fisik.
Selama tiga tahun di dunia, KL tidak bisa menikmati indahnya bermain.
Saban hari dia hanya digendong pengasuh begitu sabar merawat dirinya.
Dia kadang ditaruh dalam boks. Matanya pun tidak begitu melihat siapapun
mengajak dia berbicara. "Ibunya TKI di Baghdad (Irak), sekarang sudah
berangkat lagi ke Abu Dhabi (Uni Emirat Arab). Belum lama dia telpon
tanya kabar anaknya, tapi tidak menjenguk," ujar Nina.
AR, AL dan
KL hanya sebagian korban nafsu binatang lelaki Arab Saudi. Meski
terlahir tidak diinginkan, mereka memiliki motivasi hidup kuat. Enam
malaikat dipanggil dengan sapaan Emak selalu mendampingi mereka 24 jam.
Emak dipanggil anak-anak di RPATKI merupakan pengasuh balita-balita lucu
itu. Mereka dengan sabar menunggu dan merawat kesebelas balita malang
ini.
No comments:
Post a Comment