Katakepo.blogspot.com - Kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) disinyalir akan menjadi
boomerang untuk buruh sendiri. Naiknya upah buruh akan memaksa para
pengusaha untuk beralih ke mesin. Penggunaan mesin untuk mencetak hasil
produksi jauh lebih hemat dibandingkan harus membayar buruh dengan harga
tinggi.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef),
Eni Sri Hartati mengatakan akan banyak pengusaha yang akan beralih ke
mesin pasca kenaikan upah. Walaupun pengusaha tersebut mempunyai rasa
nasionalisme tinggi, tapi tidak mungkin mereka mau menanggung rugi untuk
usahanya.
"Pengusaha mau yang sederhana mana yang menguntungkan dalam produksi.
Walaupun nasionalismenya sebesar apapun kalau usahanya rugi tidak akan
mungkin (pakai buruh)," kata Eni ketika berbincang dengan merdeka.com lewat telepon akhir pekan ini.
Menurut Eni, saat ini juga sudah bayak negara yang mempunyai
teknologi canggih untuk menggantikan posisi buruh. Bahkan beberapa
pengusaha saat ini sudah ada yang beralih ke mesin untuk produksi.
"Untuk industri tekstil sudah ada yang tidak tergantung manusia.
Industri rokok yang pasti bisa dengan mesin dan bisa menghasilkan banyak
sekaligus," katanya.
Kalau pemerintah tidak bisa antisipasi
gejolak ini maka akan terjadi migrasi penggunaan mesin dalam setiap
produksi. Maka selain buruh, pemerintah juga dirugikan dengan
meningkatnya angka pengangguran.
"Akhirnya terjadi pengurangan
karena penggunaan tenaga kerja mahal. Pengusaha beralih ke mesin. Ini
yang kita tidak inginkan. Kita cari titik tengahnya," katanya.
Tidak hanya mengkritik, Eni menyarankan kepada pemerintah agar
melindungi pengusaha padat karya. Inpres No 9 Tahun 2013 harus dirubah
menjadi dasar hukum yang kuat seperti Peraturan Presiden (Perpres)
ataupun Keputusan Presiden (Kepres).
Pengecualian kenaikan UMP
pada industri padat karya harus dilakukan karena buruhnya merupakan
buruh kasar atau hanya bekerja dengan tenaga. Jika padat karya tetap
dikenakan kenaikan UMP, maka dipastikan pengusaha akan beralih ke mesin.
"Pengupahan mana industri padat karya mana industri mampu untuk itu.
Padat karya benar benar dibutuhkan tenaganya saja. Di sini orang orang
yang tidak mempunyai pendidikan tidak memadai. Tidak meratakan,"
tutupnya.
No comments:
Post a Comment