Katakepo.blogspot.com - Jika tidak ada halangan, Lailly Prihatiningtyas atau bisa dipanggil
Tyas, akan menjadi Direktur Utama Taman Wisata Borobudur, Prambanan, dan
Candi Boko di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Ini bakal menjadi sejarah. Sebuah perusahaan negara dipimpin oleh anak muda. Usia Tyas baru 28 tahun.
Tyas
mengakui beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyadari ada
perubahan dalam lingkungan bisnis. Sehingga mereka tidak segan memberi
kesempatan kepada anak-anak muda buat menduduki posisi penting. "Sudah
banyak anak muda masuk pada manajemen tingkat menengah atau paling tidak
posisi strategis, katanya.
Berikut pemaparan Tyas saat ditemui Alwan Ridha Ramdani, Idris Rusadi Putra, dan juru foto Muhammad Luthfi Rahman dari merdeka.com akhir bulan lalu dalam ruang kerjanya di lantai 12 Kementerian BUMN.
Apakah Anda siap menghadapi tekanan politisi dalam bekerja nanti?
Sudah
siap apa belum, mau tidak mau harus siap. Karena tidak ada pilihan
tidak siap. Jadi kita coba saja melakukan sebaik mungkin. Ini penugasan
dan saya tidak melihat ada posisi tawar saya untuk bilang saya tidak
siap. Jadi yang harus saya lakukan bagaimana saya mencoba dan tentu saja
itu dengan kegiatan atau program terukur.
Paling tidak, kalau
saya bisa memberikan proposal di dalamnya ada langkah jelas, hasil
jelas. Saya rasa ada kesempatan untuk didengar para pemangku
kepentingan.
BUMN dikritik karena jadi sapi perah politisi. Apakah Anda mendapat gambaran seperti itu?
Saya
masih muda dan saya menyadari anak muda kurang pengalaman dan saya mau
belajar. Yang saya akan lakukan sekarang adalah berkonsultasi dengan
pimpinan. Prinsip saya, ketika saya melakukan dengan benar dan sesuai
koridor berlaku, saya rasa itu menutup kesempatan orang berbuat tidak
benar kepada saya.
Yang harus saya pegang adalah saya datang
untuk bekerja bukan karena ada kepentingan apapun di balik saya. Selama
saya masih bisa memegang prinsip itu dan saya tidak mengorbankan
integritas saya, untuk berbuat jahat kepada saya akan bisa
diminimalisir.
Jelang pemilu BUMN juga selalu disorot, kursi BUMN kursi panas. Bagaimana pandangan Anda?
Saya
pada dasarnya datang bukan untuk mencari posisi. Saya tidak meminta
dari awal saya jadi direksi. Jadi, pada dasarnya tidak punya konflik
kepentingan saya harus menjabat. Yang saya akan coba lakukan, saya akan
bekerja. Kalau ternyata harus terpental, selama saya sudah bekerja
sebaik mungkin saya ikhlas saja.
Anda yakin di usia semuda ini bisa memimpin perusahaan BUMN?
Mungkin belum ada sebelumnya, tapi kita harus yakin. Kita coba sebisa mungkin dan kita buktikan anak muda juga bisa.
Berarti sudah saatnya yang muda punya peranan penting di BUMN?
Ya,
itu pasti sih. Saya rasa beberapa BUMN sudah menyadari ada perubahan di
lingkungan bisnis. Bagaimana mereka memberikan kesempatan kepada
anak-anak muda. Mungkin tidak sampai pada manajemen teratas, tapi sudah
banyak anak muda masuk pada manajemen menengah atau paling tidak posisi
strategis. Bagaimana mereka memberi pengaruh pada pengambilan keputusan
pimpinan BUMN.
Bagaimana nantinya Anda merangkul para senior?
Pertama,
kita harus banyak mendengar karena saya sadar kalau saya ditunjuk saya
kurang pengalaman. Mereka lebih punya banyak pengalaman dan pengetahuan
dari pada saya.
Yang pasti saya akan lebih banyak usaha untuk
mendengarkan mereka. Untuk bertanya kepada mereka secara langsung, dari
karyawan, pemangku kepentingan. Yang lain, kalau di Jawa, kita harus
memposisikan manusia sebagai manusia. Itu mungkin yang penting. Selama
manusia itu merasa dihargai, datang dengan baik-baik, dan ngomong dengan
baik-baik mereka akan terbuka.
BUMN dituntut memberikan keuntungan lebih pada negara, apa terobosan Anda?
Kalau
Taman Wisata Borobudur, Prambanan, dan Candi Boko punya keistimewaan
untuk tidak memberikan dividen. Tetapi 20 persen pendapatannya
diserahkan untuk layanan situs sendiri di bawah UPT Kemendikbud.
Kedepan,
perusahaan harus memberikan nilai tambah lain. Dia bisa memberikan
keuntungan ekonomi kepada masyarakat. Bagaimana menjaga situs itu,
bagaimana dia bisa memberikan nilai kepada akademisi, bagaimana dia bisa
memberikan peran pada industri pariwisata secara nasional dan
memberikan kebanggaan Indonesia pada luar negeri. Borobudur adalah ikon
Indonesia.
Bagaimana dengan pemerintah daerah menilai situs itu untuk menambah pendapatan?
Setahu
saya, sejak 2009 mendapatkan keistimewaan untuk tidak memberikan pajak
pada daerah. Mungkin itu jadi keberatan daerah. Makanya itu, bagaimana
perusahaan memberikan keuntungan ekonomi kepada warga sekitar.
Respon keluarga saat Anda ditunjuk akan jadi dirut BUMN?
Nilai
yang ada di saya sekarang adalah hasil didikan keluarga. Jadi bagaimana
tanggapan keluarga saya tidak akan jauh berbeda bagaimana saya
menyikapi hal ini. Orang tua saya yang ditanya adalah ini tugas kan?
Kamu bisa menolak? Saya jawab tidak bisa. Ya sudah sebaik-baiknya,
lakukan dengan ikhlas, jangan sampai rendah diri dan tinggi hati.
No comments:
Post a Comment