Katakepo.blogspot.com - Hubungan antara Heny Dewi Manapode alias Tante Heny (73) dengan
Suherman (31) jelas terlarang. Agar hubungannya tidak tercium orang
banyak dan bisa dengan leluasa menginap di kamar kos nya, Tante Heny
kerap mengatakan bahwa Suherman adalah anak bungsunya.
"Ibu heny bilang itu anaknya yang paling kecil," ujar pengelola kos, Sri Ediati saat ditemui di lokasi, Sabtu (7/12).
Sri
klaim bahwa tempat kos yang dikelolanya tersebut mempunyai peraturan
yang cukup ketat. "Di sini peraturannya ketat. Kalau bukan suami istri
tidak boleh satu kamar. Kalau suami istri harus tunjukkan bukti nikah.
Lalu jam malam itu jam 11 malam, jam 12 malam gerbang sudah ditutup,"
papar Sri.
Keseharian Tante Heny sendiri, dinilai Sri cukup baik.
Korban yang berprofesi sebagai jual beli berlian tersebut dikenal
ramah, baik dan pandai bersosialisasi.
Sebelumnya, usai dibunuh
mayat Tante Heny dimasukkan ke dalam koper dan dibuang ke sungai di
wilayah Bogor. Tante Heny dibunuh lantaran meminta pacarnya yang juga
pelaku untuk membolos kerja.
"Korban meminta pelaku untuk tidak
bekerja. Permintaan itu ditolak pelaku karena dirinya sudah libur sehari
sebelumnya," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya
Kombes Heru Pranoto di Mapolda Metro Jaya, Jumat (6/12).
Korban
yang permintaannya tak dikabulkan oleh pelaku langsung naik pitam dan
langsung melempar botol minyak telon ke arah pelaku. "Kemudian pelaku
mengambil pisau dan langsung menusukannya ke perut korban berkali-kali,"
terang Heru.
Setelah dirasa sudah meninggal, pelaku langsung
menghubungi Suhanda alias SW, rekannya. "Setelah bertemu, keduanya
langsung ke rumah kos korban dan membersihkan bekas darah kemudian
memasukkan mayat korban ke dalam koper," papar Heru.
"Pelaku lalu
membuang koper ke sungai Sindur Bogor. Koper diikat dengan tali Nilon
warna hijau lalu diikat dengan batu agar bisa tenggelam," pungkas Heru.
No comments:
Post a Comment