Katakepo.blogspot.com - Pemerintah baru saja menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis
Premium dan Solar untuk daerah di luar Jawa, Madura dan Bali (Jamali).
Kenaikan untuk Premium dan Solar masing masing sebesar Rp 500 per liter.
Maka dari itu harga Premium baru sebesar Rp 7.300 per liter dan Solar
baru Rp 6.900 per liter.
Direktur Reforminer Komaidi Notegoro menilai kenaikan harga BBM
adalah hal yang wajar karena tidak adanya anggaran subsidi dalam APBN.
Jika tidak dinaikkan maka Pertamina akan mengalami kerugian dan
melanggar UU.
"Dugaan saya yang menanggung (rugi) adalah Pertamina. Di awal harus
jelas kalau Pertamina dibiarkan merugi tentu akan melanggar UU perseroan
atau UU BUMN, karena salah satu tugas pokok BUMN adalah mencari
keuntungan," kata Komaidi usai mengikuti diskusi mingguan dihelat
merdeka.com, Radio Republik Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi
Indonesia (IJTI), dan Institut Komunikasi Nasional (IKN) yang bertajuk
'naik turun harga BBM apa untungnya untuk rakyat?' di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/3).
Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM menurutnya telah
mempertimbangkan banyak faktor secara matang, misalnya daya beli
masyarakat. "Karena peran Pemerintah memang demikian tetapi ada masalah
internal yang harus diselesaikan, yaitu siapa yang menanggung ini
(rugi)," katanya.
Di lain kesempatan, Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengaku
heran dengan sikap pemerintah yang tidak melakukan sosialisasi ke
masyarakat terkait penaikan harga BBM. Agus bahkan menyebut pemerintah
menjalankan kebijakan sarung.
"Setiap kebijakan berkutat pada hulu. Pemerintah ini membuat
kebijakan sarung. Bisa naik bisa merosot. Rakyat tidak disosialisasikan.
Di sinilah ada kekosongan," kata Agus.
Agus berharap pemerintah bisa segera menghentikan polemik naik
turunnya harga BBM di Indonesia. salah satunya dengan meningkatkan
produksi dalam negeri. Hal yang bisa dilakukan pemerintah adalah
mereformasi sektor pajak perminyakan. Pasalnya, sejak era Presiden
Megawati Soekarnoputri setiap orang yang ingin mencari minyak selalu
dikenakan pajak yang tinggi.
"Jadi enggak ada orang yang mau cari minyak di sini karena mahal," tutupnya.
No comments:
Post a Comment