Katakepo.blogspot.com - Salatiga,Ada kisah pilu di balik kematian
NR (20), seorang perempuan asal Jawa Barat, di bangsal RSUD Salatiga
pada 24 Maret 2015 lalu. Selain ketidakjelasan identitas, ternyata NS
adalah seorang pekerja seks jalanan.
Kabar meninggalnya NR
terkesan dirahasiakan, termasuk proses dan di mana dia dikuburkan.
Diketahui, enam bulan silam NR datang ke Kota Salatiga. Di kota kecil
ini, NR bertemu seorang lelaki yang kemudian hari menjadi pacar
sekaligus mucikari, atau dikenal dengan sebutan "tukiman".
Sejak saat itulah, NR memulai petualangannya di dunia prostitusi. Berkat polesan si "tukiman", NR menjadi PSK jalanan yang moncer. Namun pada akhirnya penyakit AIDS menghinggapi NR.
"Dia itu seorang PSK jalanan, diopeni oleh 'tukiman', diragati,
lalu dipasarkan. Semakin hari semakin lemah, tidak cantik lagi," ungkap
aktivis HIV AIDS dari PKBI Jawa Tengah, Andreas Bambang Santoso, Senin
(29/3/2015) siang.
Hingga pada suatu hari, aparat Satpol PP Kota
Salatiga melakukan razia penyakit masyarakat. NR ditemukan di jalan
Kota Salatiga dalam kondisi sakit. Petugas sempat mencurigai NR tengah
hamil, pasalnya saat diangkut ke mobil Satpol PP, dia mengalami
pendarahan. Kondisnya sempat membaik setelah menjalani transfusi darah.
Kemudian
penanganan NR dilimpahkan oleh Satpol PP ke Dinas Sosial setempat.
"Waktu ditangkap dalam kondisi lemah, tapi masih terlihat sehat. Dia
mengalami pendarahan, ternyata tidak hamil. Dalam fase AIDS, ada keluar
cairan dikelaminya. Dia lalu ditampung di panti sosial, sepekan kemudian
sakit dan dimasukkan ke rumah sakit. Kemudian diketahui sakit B20
(Aids)," ujar Andreas.
Dimensia
Sewaktu
menjalani perawatan di RS, kondisi NR semakin parah. Virus HIV Aids
sudah menjalari tubuhnya yang membuatnya semakin rapuh. Tidak hanya
fisik, secara psikis NR mengalami depresi hingga masuk kondisi
dimensia.
Dimensia adalah kondisi di mana seseorang lupa tentang
dirinya. "Ditanya alamatnya, kadang bilang dari Tangerang, kadang dari
Depok," kata dia.
Dinsos bersama sejumlah LSM pegiat HIV/AIDS
berupaya manangani NR sebaik-baiknya. "Kita pikir mau ditampung di mana.
Cari di Solo, di Subang tidak bisa menampung PSK dalam kondisi seperti
itu," kata dia.
Saat bersamaan, upaya melacak siapakah
sebenarnya NR juga dilakukan. Namun upaya itu terkendala berbagai hal.
Dalam kondisi depresi, NR sulit diajak berkomunikasi. Dia hanya
berbicara menggunakan bahasa Sunda. Parahnya lagi, dia tidak punya kartu
identitas.
Diduga sang 'tukiman' sengaja menghilangkan kartu
identitas NR. "Kita tanya pakai bahasa Indonesia, dia paham, tapi
jawabnya pakai Sunda. Sayangnya, identitas NR telah dibuang oleh sang
'tukiman'," ujar Andreas.
Hasil penelusuran di lapangan, imbuh
Andreas, sang 'tukiman' telah melarikan diri sejak NR mulai
sakit-sakitan. "Kita berusaha melacak identitas NR dengan turun ke
pasar-pasar. Berbekal foto kita menanyai orang-orang. Rupanya si
'tukiman' sudah kabur, dia orang boro (parantau) di Salatiga," imbuh dia.
Andreas
menambahkan, melalui kisah pilu NR ini, dia mengingatkan kepada para
PSK agar lebih berhati-hati terhadap para 'tukiman'. Sebab sebagian
besar 'tukiman' hanya menginginkan harta para PSK.
No comments:
Post a Comment