Katakepo.blogspot.com - Penyakit meningitis mendadak banyak
dibicarakan orang setelah pembawa acara dan komedian Olga Syahputra
meninggal dunia karena penyakit ini. Sebenarnya penyakit ini juga
termasuk penyakit yang paling berbahaya pada bayi dan balita.
Data
WHO menunjukkan, sekitar 1,8 juta bayi dan balita meninggal setiap
tahun akibat meningitis. Insiden meningitis bakteri di negara maju sudah
menurun sebagai akibat keberhasilan imunisasi HiB (Haemophilus
influenzae tipe B) dan IPD (invasive pneumococcal diseases).
Kejadian
meningitis bakterial oleh HiB turun 94 persen dan insiden penyakit
invasif oleh S.pneumoniae turun dari 51,5 kasus per 100.000 anak usia 1
tahun menjadi 0 kasus setelah 4 tahun program imunisasi IPD dilakukan.
Di
Indonesia, angka meningitis bakteri pada bayi dan balita masih lebih
tinggi dibanding negara maju. Padahal, penyakit ini merupakan salah satu
penyakit paling mematikan di dunia, tidak hanya dalam angka kematian,
tapi juga risiko kecacatan yang ditimbulkan setelah kesembuhan.
Infeksi
yang fatal meliputi otak dan sumsum daerah tulang belakang. Bahkan,
dengan diagnosis dini dan pengobatan yang dilakukan secara segera, 5
sampai 10 persen dari pasien yang mengalaminya tetap tidak tertolong.
Sebanyak 10 sampai 20 persen pasien yang telah sembuh menderita gangguan pendengaran, kerusakan otak, atau gangguan mental.
Karena
itulah bayi berusia di bawah 2 tahun dianjurkan untuk divaksin
meningitis. Apalagi penyakit ini mudah menular melalui cairan ludah atau
ingus ketika anak batuk atau bersin, tertawa, atau bicara.
Gejala
penyakit akan muncul setelah balita menderita gejala-gejala mirip flu,
yakni batuk, pilek, dan diare, serta demam tinggi. Waspadai jika bayi
tampak lesu, rewel, ada kejang, dan sensitif pada cahaya.
No comments:
Post a Comment