Katakepo.blogspot.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) beberapa waktu lalu menerima tim merdeka.com untuk wawancara khusus di kantornya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta.
Mengenakan batik lengan panjang, pria asal Bogor, Jawa Barat ini tampak santai. Bahkan, Rudiantara kerap mondar-mandir di sela-sela wawancara, mengambil berkas-berkas untuk diberikan ke tim merdeka.com, tanpa bantuan asisten.
Dalam obrolan yang berlangsung santai tersebut, Rudiantara banyak bicara mengenai internet di Indonesia yang masih lelet, serta bagaimana mengatasinya.
"Buat
internet biar gak lelet mulu, caranya ada dua adalah fixed broadband
tapi masih lama, dan mobile broadband saya terus gedor 4G dan dorong
terus aja 4G. 900 Mhz sudah selesai, 1800 Mhz selesai akhir tahun ini.
Jadi semester dua sudah bisa mulai, tapi tidak mulai di Jawa dulu,
tergantung clusteringnya mau di mana dulu," kata Menkominfo Rudiantara
dalam wawancara khusus dengan merdeka.com, Jumat (6/3) lalu.
Menurut
Rudiantara, di Asean, Indonesia masuk peringkat keempat dalam hal
kecepatan internet, berada di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Diharapkan, pada 2019 nanti, Indonesia naik ke peringkat ke dua, di
bawah Singapura.
"Kita di Asean nomor 4. Itu dari sisi network
readiness kita nomor 4 dari segala aspek. Kalau soal teknologi ya 3G itu
sama. Kita itu setelah Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia.
Targetnya setelah broadband ini selesai di tahun 2019, kita bisa menjadi
nomor dua secara negara ya. Tapi nanti, kalau Singapura dibandingkan
Jakarta 2019, bisa 11-12 lah. Negara kita kan sangat luas," kata
Rudiantara.
Berikut wawancara lengkapnya:
Apa program dan target anda di Kominfo?
Fokus
program pemerintah ada 7. Ada pertanian, energi, kemaritiman,
pariwisata, infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, dan
perbatasan. Nah, Kominfo itu harus bisa berperan di setiap masing-masing
itu sebagai supporting atau sebagai pendukung. Contohnya, di
Kemaritiman, bagaimana kita menyiapkan infrastruktur untuk nelayan.
Misalnya di Lombok.
Yang di Lombok seperti apa?
Itu
di Lombok ada beberapa ratus nelayan, nelayan itu diberi paket.
Paketnya ini ada handphone, charger pakai solar panel. Karena di laut
nggak ada listrik jadi pakai solar panel. Kasih ini dan kasih
macem-macem lah pokoknya. Nah, aplikasinya itu sebelum nelayan melaut,
mereka sudah tahu bagaimana kondisi cuaca di laut seperti apa, hari ini
seperti apa, hujan atau tinggi ombak berapa, dan sebagainya. Kemudian
yang kedua, menunjukkan lokasi plankton. Di laut kan seluler mati, tapi
GPS tetap bisa jalan. Jadi dia bisa ngarahin ke kiri atau ke kanan. Juga
ada aplikasi yang mengetahui harga ikan. Ini juga menjadi fokus
Kominfo. Itu dalam konteks Kemaritiman ya.
Kemudian di sektor
sumber daya manusia. Hari Selasa kemarin itu di Cirebon kerjasama
Universitas Terbuka (UT) dengan Telkom. Telkom itu kan punya properti
banyak, nah itu diubah dijadikan seperti kelas lalu disediakan
infrastruktur TIK, broadband dan bandwith yang lebar dan sebagainya.
Nah, itu kita supporting. Tapi, kita juga leader di sektor kita sendiri
seperti di telekomunikasi, internet, dan penyiaran.
Di
telekomunikasi itu strateginya seperti apa, yakni broadband sampai 2019.
Itu buat internet biar gak lelet mulu. Caranya ada dua adalah fixed
broadband tapi masih lama dan mobile broadband saya terus gedor 4G dan
dorong terus aja 4G. 900 Mhz sudah selesai, 1800 Mhz selesai akhir tahun
ini. Jadi semester dua sudah bisa mulai, tapi tidak mulai di Jawa dulu,
tergantung clusteringnya mau di mana dulu.
Sudah ada penjadwalan clustering?
Itu
mah nanti urusan operator deh. Pokoknya semester kedua tahun ini 4G
sudah siap dipakai. Apa mau di Papua dulu, silakan. Mau di Sumatera
Utara dulu, silakan. Mau di Jawa dulu juga silakan. Itu sih menurut saya
sudah masuk dalam ranah bisnis. Tapi kalau policy sudah saya terapkan.
Terkait isu migrasi itu mengganggu pelanggan bagaimana?
Bukan
itu sebenarnya masalahnya, masih ada yang memakai 2G atau SMS dan
telepon saja. Caranya bagaimana ya mungkin bisa dilakukan migrasi tengah
malam. Sebenarnya masalah switch off sebentar saja kok. Yang mungkin
terganggu itu pelanggan yang ditres kedua. Itu kan baru mulai di
pertengahan tahun ya. Kita sosialisasikan terus ke masyarakat termasuk
nanti saya akan datang sendiri juga ke YLKI. Harus gitu dong, namanya
juga melayani masyarakat jangan tanggung-tanggung. Kita gak mungkin 2G
terus.
Bicara lelet internet kita, sejauh apa leletnya dibandingkan dengan negara kawasan itu seperti apa sih?
Kita
di Asean nomor 4. Itu dari sisi network readiness kita nomor 4 dari
segala aspek. Kalau soal teknologi ya 3G itu sama. Kita itu setelah
Singapura, Malaysia,
Thailand, Indonesia. Targetnya setelah
broadband ini selesai di tahun 2019, kita bisa menjadi nomor dua secara
negara ya. Tapi nanti, kalau Singapura dibandingkan Jakarta 2019, bisa
11 12 lah. Negara kita kan sangat luas. Itu bicara broadband.
Kedua,
efisiensi industri. Saat ini kan kita ada 7 operator telekomunikasi,
nah kita bagaimana caranya bisa meningkatkan infrastruktur sharing di
mereka. Kalau perlu ada merger lagi, kita fasilitasi. Karena apa, kalau
banyak operator itu kecenderungannya membangun infrastruktur
sendiri-sendiri. Katakanlah setahun sekarang 4-5 miliar dolar,
separuhnya menggunakan valas. Lari beli alat ke luar negeri.
Nah,
itu yang harus kita kurangi karena membuat defisit neraca perdagangan
kita. Makanya, ponsel yang 4G kita getol dorong namanya lokal konten
TKDN. Karena kalau ponsel sendiri setahun itu berapa, 3-4 miliar Dolar,
jadi setahun berapa? Mungkin sekitar 5-6 miliar Dolar. Investasi kita
menggunakan valas dan membeli di luar negeri, dan itu memberi kontribusi
terhadap defisit neraca perdagangan kita. Secara ekonomi makro, menteri
juga harus bisa memecahkan persoalan ini. Bukan hanya yang mikro saja.
No comments:
Post a Comment