Katakepo.blogspot.com - Jika ingin punya anak laki-laki, maka sering-seringlah bercinta
dengan pasangan Anda. Sementara jika Anda lebih banyak mengalami stres,
maka bayi perempuan yang didapat.
Demikianlah kesimpulan yang didapat David Spiegelhalter, seorang
profesor yang menulis buku Sex By Numbers, setelah melakukan analisis
terhadap data statistik tentang kelahiran berusia 300 tahun. Data
tersebut bahkan masih digunakan pemerintah Inggris hingga 2013.
Dengan meneliti rasio kelahiran bayi laki-laki dengan perempuan
antara tahun 1838 hingga masa modern ditemukan fluktuasi yang cukup
menarik.
Khususnya, yang terjadi antara 1919 hingga 1944 yang menunjukkan
lebih banyak bayi laki-laki yang lahir pada saat perang berakhir. Tren
ini juga ditemukan di berbagai belahan dunia lainnya.
Beberapa alasan pun dikemukakan. Ada yang yakin bahwa Tuhan mungkin
bekerja keras menggantikan yang gugur dalam perang, yang kebanyakan
laki-laki, dengan bayi laki-laki lainnya.
Yang lainnya mengemukakan evolusi telah membuat para perempuan
memiliki banyak anak laki-laki di masa kehilangan kaum laki-laki secara
besar-besaran saat perang.
Namun Spiegelhalter memiliki penjelasan ilmiah. Sebelumnya sudah
diketahui jika jenis kelamin janin ditentukan oleh tingkat hormon kedua
orang tuanya saat pembuahan. Janin akan menjadi laki-laki jika pembuahan
terjadi di awal masa subur.
Dengan konsep tersebut, saat perang, pasangan cenderung intens dalam
melakukan kegiatan seksual. Sehingga lebih banyak pembuahan yang terjadi
di awal masa subur dan hal itu memberikan kesempatan lebih tinggi untuk
memiliki anak laki-laki.
Teori ini didukung oleh banyaknya bayi laki-laki yang dilahirkan di
Inggris pada 1973. Saat itu, pergaulan bebas, termasuk kegiatan seksual,
meningkat di kalangan remaja Inggris.
Sementara itu data juga menunjukkan lebih banyak bayi perempuan yang
lahir pada masa sulit. Saat para orang tua dilanda stres berkepanjangan.
Hal ini bisa dilihat setelah terjadi gempa dahsyat di Jepang pada
1995 dan serangan 'Menara Kembar' di New York pada 2001. Kesulitan
keuangan yang berkepanjangan juga memicu ibu-ibu melahirkan bayi
perempuan.
Peneliti juga menemukan lebih banyak keguguran di California terjadi
pada ibu yang mengandung bayi laki-laki saat tingkat pengangguran tinggi
antara tahun 1989 hingga 2001.
Jadi penjelasan yang paling mungkin untuk pola ini adalah, bahwa
stres selama kehamilan menyebabkan keguguran lebih banyak pada janin
laki-laki daripada janin perempuan.
Spiegelhalter juga menemukan bahwa lebih banyak berhubungan seks dengan pasangan akan cenderung 'menghasilkan' bayi laki-laki.
Sebaliknya, kurang berhubungan seks akan menghasilkan lebih banyak
anak perempuan. Dan tentu saja, stres adalah pembunuh gairah seks yang
ampuh.
No comments:
Post a Comment