Katakepo.blogspot.com - Jika bicara orang sukses, tentu banyak sekali ada di sekitar kita.
Sukses tak bisa digenggam dalam sekejap. Butuh perjuangan dan
keseriusan. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang sukses di dunia ini.
Mereka luar biasa perjuangannya. Jatuh bangun tanpa mengeluh. Bahkan
tak sedikit dicibir, tetapi tetap bangkit demi sebuah kesuksesan. Ada
beberapa kisah inspiratif yang bisa dijadikan kaca bagi kita semua.
Berikut ini kisah inspiratif ini dirangkum
Kisah Jack Ma, orang terkaya di China
Pertama adalah nama Jack Ma. Lebih dari
sepuluh tahun lalu, Jack Ma bukanlah orang penting apalagi orang kaya
di China. Dia cuma pengangguran yang prestasi di bangku kuliah pun
pas-pasan. Namun siapa sangka Jack Ma kini dikenal sebagai pendiri
e-commerce Alibaba terbesar di China yang perusahaannya bersaing ketat
dengan eBay milik Amerika. Kesuksesan Ma tidak terjadi dalam sekejap.
Perlu kesungguhan dan tekad setebal baja untuk menjadi sukses seperti
sekarang ini. Dalam wawancara yang dikutip dari businessinsider.co.id,
Ma mengungkapkan dirinya sudah terbiasa dengan penolakan. Bahkan untuk
masuk kuliah pun, Ma sudah terlebih dahulu ditolak tiga kali oleh
kampus. Yang terparah selepas kuliah 30 kali penolakan kerja diterimanya
sampai nyaris membuat Ma putus asa. "Saya mau menjadi polisi, mereka
bilang saya tidak pantas. Bahkan saya melamar ke KFC di kota saya, dari
24 orang yang melamar hanya saya yang tidak diterima," kenang Ma. Tak
putus asa, di tahun 1999 bersama temannya Ma mencoba terobosan baru di
bidang e-commerce. Saat itu dia tahu dia harus kreatif untuk mendapatkan
suntikan dana dari bank. Akhirnya dia meluncurkan produk e-commerce
pertamanya Aliplay. Semula banyak orang menyangsikan Aliplay yang
mewadahi jual beli antar kurs dalam perdagangan internasional. "Mereka
bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli
selama orang dapat menggunakannya," tutur dia. Kini Ma dinobatkan
sebagai orang terkaya di China dengan total kekayaan 20,4 miliar dolar.
Bahkan produk perusahaan Ma mampu menarik 100 juta orang setiap harinya.
Ma pun tak takut harus bersaing dengan eBay yang tampak lebih perkasa.
Dia yakin kepercayaan pasar, utamanya di China sudah berada di dalam
genggamannya. Kisah Ma menjadi bukti jangan pernah berhenti berusaha
jika mau sukses.
Dana Parris pemilik restoran Just Cookin
Ada kisah lain tak kalah inspiratif.
Kisah ini datang dari seorang pemilik restoran. Setiap orang percaya
jika rezeki itu sudah diatur oleh Tuhan. Hal tersebut yang kemudian
dibuktikan Dana Parris, pemilik restoran Just Cookin. Wanita paruh baya
tersebut membebaskan pelanggannya untuk membayar makanan dan minuman
yang telah disantap sesukanya. Awalnya, banyak yang mengatakan cara
pembayaran tersebut akan membuat Parris bangkrut. Bahkan banyak orang
meremehkan ide Parris. Nyatanya, seminggu setelah menjalankan cara
pembayaran nyeleneh tersebut, keuntungan Parris justru meningkat. Ia
mengaku keuntungannya berlipat ganda. Restoran Parris terletak di
Dallas, North Carolina, Amerika. Restoran ini mempunyai cara unik saat
pelanggan akan melakukan pembayaran. Restoran bernama Just Cookin
tersebut mempersilakan setiap orang untuk membayar sajian yang telah
disantap sesukanya. Pemilik restoran, Dana Parris mengatakan, mengaku
sengaja melakukan hal tersebut. Ia percaya, setiap rezeki sudah diatur
Tuhan. Parris menambahkan, cara pembayaran tersebut justru membawa
peruntungan baginya. Pemasukannya justru meningkat tiga kali dalam
minggu pertama. Ia kemudian menceritakan pengalaman unik yang pernah
dialaminya, saat seorang suster tidak memiliki uang yang cukup untuk
membayar makanan yang telah dipesannya, hot dog dan segelas minuman.
Parris pun membiarkannya membayar semampunya. "Dua hari kemudian dia
balik lagi dan membayar USD 20 (Rp 240 ribu) saat memesan menu yang
sama," ujar Parris.
Feby Salam pemilik 24 outlet Dapur Iga
Itu kisah Ma dan Parris yang bikin
geger dunia. Di Indonesia juga ada kisah inspiratif sederhana. Namanya
Feby Salam. Feby saat itu berhenti dari pekerjaan di perusahaan besar
yang memberikan penghasilan tetap tiap bulan. Dia memutuskan pensiun
dari pekerjaan saat usia yang masih tergolong muda. Di dunia bisnis dan
entrepreneur, nama Feby mungkin tidak setenar Bob Sadino atau pengusaha
muda lainnya. Namun kisah pemilik bisnis Dapur Iga ini bisa dijadikan
pembelajaran bagi anak-anak muda yang memutuskan berhenti dari status
sebagai karyawan dan membangun mimpi menjadi bos. Saat mengutarakan
rencana untuk berhenti kerja dari perusahaan yang memberikan fasilitas
memadai dan gaji tinggi, pertentangan melanda keluarga Feby. Saat itu
usia Feby maish 26 tahun. Istri dan orang tuanya menolak keras rencana
pensiun muda. Bahkan, kehidupan rumah tangga Feby pun jadi taruhannya.
"Saya sempat mau cerai dengan istri, orang tua tak ridhoi. Untung punya
sahabat yang mendukung kemauan saya. Prinsip saya, masih punya saudara
pasti saya dikasih makan," jelas dia. Setelah memberikan penjelasan
pada istri dan orang tua serta membulatkan tekad melangkah keluar dari
pintu perusahaan tempatnya bekerja, Febby mulai merintis mimpi menjadi
pebisnis. Dimulai dari usaha kecil-kecilan jual beli pulsa, bisnis
rental motor dan mobil hingga bisnis online. Sayangnya, hoki tak
menghampirinya. Semua bisnis yang dijalankannya tidak membuahkan hasil
yang nyata. Dia harus menerima fakta, tidak mudah meraih sukses. Jatuh
bangun berkali-kali sudah biasa. "Saya sempat bangkrut, jatuh bangun
hampir 8 sampai 9 kali, tapi saya punya pendirian untuk bisa bangkit
demi menafkahi istri dan anak saya," ungkapnya. Doa dan usahanya mulai
menunjukkan titik terang. Melalui jaringan pertemanan di Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada 2012 Feby bertemu rekannya yang memiliki
bisnis kuliner daging iga. Feby merasa tertarik karena belum banyak
pemain kuliner daging iga. Feby mulai menjajakan bisnis kulinernya di
kios-kios. Saat itu modalnya masih terbilang kecil. Kurang dari Rp 10
juta. Namun ketekunannya membuahkan hasil luar biasa. "Saya mulai
berdagang di kawasan Bandung, orang-orang menyukai daging iga buatan
saya ini," ungkapnya. Setelah cukup ternama dan punya pelanggan, dia
memutuskan meningkatkan bisnisnya ini ke tahap restoran. Saat itu
modalnya sudah berkali-kali lipat lebih besar. "Modal Rp 400 juta saya
gunakan dari tabungan, lalu saya jual mobil saya," jelas dia. Dia terus
melebarkan sayap bisnisnya. Dulu hanya menjual daging iga di kios
kawasan Bandung, kini sudah berhasil memiliki 24 outlet Dapur Iga yang
tersebar di seluruh Indonesia. "Omzet per tahunnya Rp 10-15 miliar per
outlet," ungkapnya. "Terpenting adalah jangan mengambil keuntungan
dulu, action dan action harus dijalani, dan fokus dalam menjalani sebuah
bisnis," tutup dia.
No comments:
Post a Comment