Katakepo.blogspot.com - Dia hanya bisa berbaring di tempat tidur setiap harinya. Pandangannya
kosong menghitung langit-langit rumah yang telah lapuk. Tiada Asa
tersisa, hanya pasrah pada nasib yang diterimanya. Sambil sekali-kali
mulutnya berucap, lebih baik cepat dipanggil yang kuasa daripada hidup
tiada guna.
Itulah gambaran pilu yang dialami Ni Made Sri Hartati
(46), seorang janda beranak tiga yang mengalami lumpuh total.
Penderitaannya semakin lengkap tatkala Nengah Astuadi, suaminya yang
bekerja sebagai buruh bangunan pergi selama-lamanya menghadap yang kuasa
enam tahun lalu karena jatuh saat bekerja di sebuah proyek bangunan di
Gilimanuk.
Semenjak ditinggal mati suaminya, janda tiga orang
anak yang tinggal di Lingkungan Kebon, Kelurahan Baler Bale Agung,
Kecamatan Negara, Jembrana, Bali ini mulai sakit-sakitan dan kakinya
sering kaku.
Kemudian sejak setahun lalu, Sri Hartati mengalami
lumpuh total. Badan dan kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Dia
pun hanya bisa terbaring lemah di tempat tidur usang beralas kasus
butut.
Ketidakberdayaan Sri Hartati mengundang iba dari ibu
mertuanya. Dengan penuh belas kasih sayang, Sri Hartati dirawat oleh
Winanti, ibu mertuanya.
Bahkan dia terkadang dirawat oleh iparnya
yang memiliki usaha dupa. Untuk diketahui, Sri Hartati memiliki tiga
orang anak. Namun anak tertuanya tinggal di Denpasar bersama sang bibi.
Sementara anak kedua yang masih SMA dan anak ketiga yang masih SD
tinggal bersamanya.
Sri Hartati dan anak-anaknya praktis tidak
bisa apa-apa. Untuk bertahan hidup dia hanya mengharapkan belas kasih
dari sanak saudara dan tetangganya.
"Saya sebenarnya malu jadi
peminta-minta. Namun bagaimana lagi saya sama sekali tidak bisa
bergerak. Hidup saya bagaikan benalu. Saya sering berdoa agar
cepat-cepat dipanggil Tuhan. Saya pasrah dari pada seperti ini," ujarnya
lirih saat wartawan mengunjunginya di RSUD Negara, Minggu (12/4).
Sebelum
lumpuh Sri Hartati bekerja membantu iparnya sebagai tukang bungkus dupa
dengan penghasilan paling banyak Rp 25 ribu perhari. Namun demikian dia
mengaku bersyukur punya penghasilan dan bisa menambah penghasilan
suaminya yang tidak menentu untuk makan sehari-hari dan sekolah anaknya.
"Tapi sekarang saya sudah tidak berdaya dan saya tidak lebih sebagai mayat hidup," tuturnya sambil berlinang air mata.
Kondisi
Sri Hartati kini sangat memprihatinkan karena selain lumpuh, dia juga
mengalami luka borok di pantatnya karena terlalu lama berbaring di
tempat tidur. Lantaran luka borok yang diderita Sri Hartati itu sangat
parah, keluarga kemudian memutuskan untuk mengajaknya ke RSUD Jembrana
untuk mendapatkan perawatan intensif dengan menggunakan JKBM (jaminan
kesehatan dari pemerintahan provinsi Bali).
Sri Hartati dibawa ke
RSUD Negara sejak Selasa (7/4) lalu. Hingga kini dia masih menjalani
perawatan intensif di ruang Sal D RSUD Negara. Dirinya memang pernah
mendapatkan bantuan kursi roda dari Dinas Sosial namun tidak bisa
dipakai karena dia tidak mampu untuk duduk.
No comments:
Post a Comment