Katakepo.blogspot.com - Jakarta . Zak Noyle merupakan reporter Surf Magazine.
Dalam profesinya, Noyle kerap mengunjungi lokasi wisata. Salah satunya
berkunjung ke daerah terpencil di Bali. Sebelum mencapai Pulau Dewata,
Noyle membayangkan akan disambut oleh air laut yang jernih berwarna
hijau tosca, sebening kristal. Ternyata Noyle mendapatkan penyambutan
yang berbeda. Yang ia lihat adalah tumpukan sampah sudah mengepung Laut
Bali.
"Sampah tiba-tiba muncul ketika kami berada di laut, kata
Noyle seperti yang dikutip ABC News. "Jumlahnya sangat banyak. Bahkan
saya temukan batang pohon seukuran mobil. Banyak sekali bungkus makanan
dan botol minuman. Kami juga menemukan bola sepak di antara puing-puing
itu."
Untuk mengarungi lautan, Noyle dan timnya menumpang perahu
kecil. Karena laut penuh dengan sampah berukuran besar, perahu mereka
pun sempat tidak bisa berjalan. Menurut Noyle, bahkan banyaknya sampah
berukuran besar ikut menutupi area pemotretan.
Soal lokasi
liputan Noyle di Bali tidaklah disebutkan. Namun tempat itu memang
sangat terpencil. Untuk mencapainya, tim Noyle harus menumpang pesawat
hampir selama 24 jam, dilanjut naik perahu sepanjang 12 jam. Namun usaha
itu tidak sebanding dengan yang ia dapatkan. "Sampah itu sangat buruk
dan selalu terbawa ke tepi pantai ketika ombak besar bergulung," kata
Noyle.
Selogan Bali "Tidak ada manusia, hanya ada hutan dan hewan
di sini", sepertinya tidak berlaku bagi Zak dan timnya. Laut Bali yang
terkenal sebagai surga para peselancar sudah berubah jadi gunungan
sampah sejauh mata memandang.
No comments:
Post a Comment