Katakepo.blogspot.com - Nggak, saya nggak akan membicarakan tentang kesendirian tanpa pacar atau
suami. Kayaknya yang belum berpasangan pasti sudah capek dengan
pertanyaan , “Kapan nyusul?” di setiap resepsi pernikahan dan saat Idul
Fitri yang lalu. Jadi, di sini marilah kita membicarakan tentang
kesendirian yang lain.
Sebagai seseorang yang memiliki hobi
menulis, saya sering menghabiskan waktu sendiri untuk menulis. Berhubung
kalau menulis di rumah bawaannya ingin nonton televisi dan
tidur-tiduran di kasur, jadi saya sering menulis di kedai kopi. Datang
pagi-pagi pada saat kedainya baru buka, dan bisa menghabiskan waktu
berjam-jam duduk di tempat yang sama menghabiskan beberapa gelas kopi
(terdengar familiar? Iya, yang kayak di iklan televisi itu). Dan
semuanya dilakukan sendirian.
Yah, faktanya memang menulis itu
kegiatan individual, namun selain menulis, saya banyak melakukan hal-hal
lain sendirian. Berbelanja ke supermarket dan mall, ke toko buku,
membaca buku, menonton film di bioskop, atau bahkan makan di
restoran—yang semuanya saya lakukan sendiri.
Dan saya nggak merasa ada yang ganjil dengan menghabiskan waktu sendiri.
Sejujurnya,
saya nggak terlalu memikirkan hal-hal yang saya lakukan sendirian
tersebut—karena sudah sering sekali saya lakukan. Namun beberapa waktu
lalu, seorang sahabat menanyakan pendapat saya, “Menurut lo, aneh nggak
kalau orang nonton bioskop atau makan di restoran sendirian?”
Setelah mengernyit sesaat, saya menjawab dengan pasti, ”Ya nggak lah. Nggak ada yang salah dengan itu.”
Lalu
saya teringat beberapa hari yang lalu, saya makan di sebuah restoran
sushi, dan saya meminta untuk duduk di sushi bar, dengan pertimbangan
karena saya sendirian akan lebih cepat mendapatkan tempat duduk di situ.
Ternyata dua orang perempuan yang duduk di kanan dan kiri saya juga
sendirian. Saya bertukar senyum dengan masing-masing dari mereka, lalu
kembali menekuni menu dan layar ponsel saya. Dua orang di samping saya
pun melakukan hal yang sama. Dan nggak ada yang terlihat canggung.
Justru
ketika teman-teman perempuan saya berkomentar seperti: ’Ih, kok lo pede
sih makan sendirian?’ atau ’Seriusan lo nonton sendiri? Gue sih malas.’
–saya jadi bingung. Karena buat saya itu bukan masalah.
Iya,
melakukan banyak hal dengan teman memang menyenangkan, tapi bagaimana
kalau suatu hari nggak ada yang bisa diajak keluar? Apakah kita akan
melewatkan banyak hal, menunda melakukan banyak aktivitas—hanya karena
nggak ada yang menemani? Saya, kemungkinan besar, nggak. Ke bioskop itu
intinya untuk menonton film—dan itu bisa dinikmati sendiri. Begitu pun
dengan makan di restoran, intinya kita mau makan. Yah, kecuali kalau ke
restoran memang untuk bersosialisasi sih, itu lain urusannya.
Saya
senang melakukan banyak hal sendirian, sama seperti melakukan banyak
hal bersama orang lain—dengan pasangan, teman, atau keluarga. Namun
ketika saya sendirian, saya sering berkenalan dengan orang baru, tahu
sebatas mana limit saya karena saya belajar mengandalkan diri sendiri,
bahkan belajar untuk memercayai insting saya.
Tentunya itu semua
nggak saya lakukan dengan membabibuta. Saya ukur dulu, apakah aktivitas
yang akan saya lakukan aman bila dilakukan sendirian.
Saya
berharap, banyak orang yang menyadari bahwa beraktivitas sendirian
BUKANLAH MASALAH dan nggak perlu malu bila sendirian duduk dan makan di
restoran atau membaca buku di pojok kedai kopi favorit. Kalau ada orang
yang bisa keluar negeri dan menjelajah dunia sendirian, kenapa kita
nggak bisa melakukan hal yang jauh lebih sederhana dari itu?
Karena
di era yang kadang menuntut kita banyak berinteraksi dengan teman
artifisial, saya rasa kita perlu belajar untuk menikmati menghabiskan
waktu hanya dengan diri kita sendiri.
No comments:
Post a Comment