Katakepo.blogspot.com - Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan adanya pengawasan ketat
terhadap penggunaan alat sadap yang rencananya dibeli dari pabrik
peralatan mata-mata asal Inggris, Gamma TSE Ltd. Peralatan sadap senilai
Rp70 miliar tersebut rencananya digunakan untuk keperluan intelijen
strategis.
"Alat sadap tersebut tak akan digunakan untuk
keperluan lain seperti pengungkapan kriminalitas maupun kepentingan
ekonomi ataupun penyadapan-penyadapan lain yang dikhawatirkan sebagian
pihak disalahgunakan," kata Menhan Purnomo Yusgiantoro,
usai Penutupan Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara PNS Kementerian
Pertahanan di Rindam Jaya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (24/9).
Menurut
Menhan Purnomo, intelijen ada beberapa tingkatan. "Ada intelijen yang
digunakan untuk mengejar kriminal, dan ada intelijen untuk ekonomi.
Sedangkan kami, intelijen untuk strategis. Oleh karena itu disebut Badan
Intelijen Strategis (BAIS)," katanya.
"Jadi ngetrace (nyadap)
pembobol bank itu bukan tugas kami. Kami adalah yang sifatnya
betul-betul strategis untuk kepentingan keamanan negara dan pertahanan
negara," kata Purnomo seraya mengungkapkan kementerian pertahanan di
negara mana pun dipastikan ada intelijen strategis.
Pengawasan
penggunaan alat sadap ini akan di bawah langsung wewenang Kementerian
Pertahanan dan dipastikan tidak akan berbenturan dengan institusi lain.
"Jangan
dipersepsikan nanti untuk menyadap seenaknya, gak akan kita lakukan
itu. Kita juga ngontrol. Kita malah punya Lembaga Sandi Negara yang
koordinasi ke kita juga. Selama ini ada komplain (keluhan,red) gak?
Tentu kita lakukan sesuai tupoksi (tujuan,pokok dan fungsi) tidak akan
mungkin mereka melakukan di luar tupoksi. Kalau itu terjadi beri tahu
saya," tegas Menhan.
Pengadaan alat sadap ini masuk dalam
rancangan modernisasi alat utama sistem persenjataan Indonesia atau
Minimum Essential Force.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Imparsial
Poengky Indarti menentang pembelian alat sadap bernilai Rp 70 miliar
tersebut karena dikhawatirkan adanya penyalahgunaan alat itu untuk
kepentingan Pemilu 2014. Hal itu, bila dilihat kedekatan Menteri
Pertahanan dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.
Dirinya
berpendapat peralatan intelijen terbaru itu seyogyanya digunakan untuk
mendukung pertahanan negara dari ancaman luar negeri.
No comments:
Post a Comment