Katakepo.blogspot.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menciptakan sistem
transaksi keuangan transparan atau disingkat NCT (Non Cash Transaction).
Program ini dibentuk dengan menggandeng Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dengan menggunakan sistem ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
berharap sistem tersebut bisa mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) di lingkungan birokrasi. Dengan demikian, transaksi antara Pemprov
dengan rekanan atau pihak ketiga tak lagi dilakukan melalui pertemuan,
melainkan wajib transaksi dari bank ke bank.
"Semua rekanan
Pemprov DKI bertransaksi dari bank ke bank. Duit Pemprov dikirim ke
rekening rekanan. Rekanan membeli apapun harus lewat bank juga. Jadi non
cash semua," ujar pria yang akrab disapa Jokowi ini di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (6/9).
Dengan
NCT itu pula, seluruh pengeluaran dan anggaran yang dikeluarkan Pemprov
DKI dapat terlacak. Pemprov juga bisa mengambil tindakan sekaligus
menindak pelaku yang diduga telah menyalahgunakan anggaran.
"Sehingga
semua kelihatan biaya-biayanya untuk apa saja. Kalau ada uang yang
penggunaan tidak benar, kelihatan kan semua," paparnya.
Jokowi
berharap agar sistem NTC itu bisa segera diterapkan dalam waktu dekat.
Sebagai langkah awal, Pemprov akan menginventarisir rekanan yang kerap
bekerja sama. Sebelum benar-benar diterapkan, pihaknya lebih dulu
melakukan sosialisasi.
"Kalau rekanan mau ya jalan. Kalau ndak mau ya tunggu, kita ndak kasih," ujarnya.
Serupa, Kepala BPK, Hadi Purnomo
menyatakan sistem ini memiliki banyak manfaat, terutama bagi birokrasi
pemerintah. Tak hanya menyusuri aliran dana dan menutup celah korupsi,
NTC dapat merinci jumlah transaksi sebenarnya serta item-item dari
transaksi tersebut.
Namun, sistem ini baru bisa terlaksana jika
Pemprov DKI sepakat untuk menjalankannya. "Kalau beliau setuju, ya kita
jalankan. Kalau endak setuju ya enggak apa-apa juga. Ini imbauan kok,
bukan suatu pemaksaan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment