Katakepo.blogspot.com - Malaysia mengecam sebuah harian di Singapura yang dianggap menghina
negara dalam artikelnya berjudul 'Selamat datang ke Malaysia dimana
untuk mati adalah murah dan untuk hidup adalah mahal'. Wakil Menteri
Dalam Negeri Malaysia Datuk Dr Wan Junaidi Tuanku Jafaar mengatakan
artikel itu tidak berisi fakta namun hanya bersifat pandangan semata.
Menurutnya,
harian tersebut seharusnya menghubungi Kementerian untuk mengetahui
fakta di balik beberapa insiden penembakan yang marak terjadi
akhir-akhir ini di Malaysia.
"Kasus penembakan itu kebanyakan
bersifat pribadi di kalangan gangster dan bukanlah tembakan membabi buta
terhadap orang awam," kata Wan Junaidi seperti dikutip dari Antara,
Jumat (2/8).
Sebelumnya, harian The New Paper di Singapura
melaporkan pembunuh bayaran di Malaysia bisa dibayar sekitar RM 5.000
(Rp 15 juta). Upah yang murah itu menyebabkan siapa saja bisa mengupah
pembunuh bayaran.
Harian itu juga meletakkan poster artikel
tersebut di rak menjual surat kabar di sebuah pusat perbelanjaan di
Singapura. Artikel tersebut juga mengulas beberapa kasus pembunuhan di
Malaysia, termasuk penembakan pendiri Arab-Malaysia Bank, Hussain Ahmad
Najadi pada Senin (29/7).
Wan Junaidi mengatakan, artikel itu bisa membawa dampak negatif terhadap hubungan baik Malaysia dan Singapura.
"Walaupun
itu bukan pandangan pemerintah Singapura, seperti kita ketahui media di
sana bukan bebas sepenuhnya. Artikel seperti itu memburukkan Malaysia
di mata dunia serta memberi kesan negatif terhadap sektor pariwisata dan
investasi," katanya.
Sementara itu, Polisi Diraja Malaysia
(PDRM) menduga harian The New Paper mempunyai agenda lain dan mengambil
kesempatan atas apa yang tengah terjadi di Malaysia. Kepala Kepolisian
Malaysia Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan laporan harian tersebut
seperti mengail di air keruh.
Namun ia yakin, warga Singapura
lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi di Malaysia yang ditunjukkan
dengan kedatangan mereka ke Malaysia.
"Sejauh ini, kunjungan mereka tidak menunjukkan pengurangan walaupun dengan berbagai hal negatif berkaitan Malaysia," katanya.
No comments:
Post a Comment