Katakepo.blogspot.com - Menteri Dalam Negeri Tunisia Lotfi Bin Jeddo kemarin mengatakan sejumlah
perempuan Tunisia yang pergi ke Suriah untuk berjihad seks kini telah
kembali dengan berbadan dua.
Stasiun televisi Al Arabiya
melaporkan, Jumat (20/9), menurut Jeddo, gadis-gadis Tunisia itu kerap
berhubungan seks dengan 20, 30, hingga seratus pemberontak Suriah.
"Mereka
hamil atas nama jihad seksual dan kita hanya diam saja tidak berbuat
apa pun," kata dia dalam pidato di Majelis Konstituen Nasional.
Kementerian
Dalam Negeri, kata Jeddo, telah melarang enam ribu warga Tunisia pergi
ke Suriah sejak Maret lalu dan menangkap 86 orang diduga membuat
jaringan untuk mengirimkan pemuda Tunisa berjihad di Suriah.
"Pemuda-pemuda
Tunisia ditempatkan di garis depan medan tempur dan diajari cara
menjarah dan menggerebek desa-desa di Suriah," kata Jeddo.
Mantan
Mufti Tunisia Othman Battikh April lalu mengatakan 13 gadis Tunisia
ditipu untuk pergi ke Suriah guna menjadi pelayan seks bagi para
pemberontak yang tengah bertempur menggulingkan rezim Basyar al-Assad.
Battikh yang telah diberhentikan dari jabatannya menyebut jihad seks itu adalah bentuk lain dari prostitusi.
"Demi
alasan jihad di Suriah mereka memaksa gadis-gadis pergi ke sana. Tiga
belas gadis Tunisia dikirim ke sana untuk jihad seks. Apa pula ini? Ini
yang disebut prostitusi. Ini benar-benar merusak moral," kata dia kepada
wartawan.
Direktur Umum Keamanan Masyarakat Mustafa Bin Omar
mengatakan jaringan Al-Qaidah Ansar Shariah memakai gadis-gadis belia
berpakaian tertutup untuk menawarkan seks kepada para laki-laki jihadis.
No comments:
Post a Comment