Katakepo.blogspot.com - Jika ada kitab suci paling kontroversial saat ini mungkin jawabannya
Alquran. Islam tengah menjadi sorotan masyarakat dunia lantaran banyak
ekstremis meneriakkan Allah Maha Besar membuat banyak orang langsung
menyamaratakan muslim dengan kelompok teroris dan tentu saja mereka
ramai-ramai menelaah panduan umat Islam, Alquran.
Banyak orang
bertanya-tanya apa yang tertulis di dalam kitab suci itu hingga
pengikutnya lebih menonjol sebagai ekstremis. Itu sebabnya Rusia bakal
menghancurkan sebuah Alquran terjemahan sudah beredar luas lantaran
isinya dinilai penuh kebencian.
Ulama Rusia memprotes hal
merupakan perintah sebuah pengadilan provinsi dekat pelabuhan
Novorossiisk, Laut Hitam itu. Menurut pengadilan penerjemahan Alquran
bisa menjadi rujukan ekstremis berbuat keji dan ini tidak bisa
dibiarkan.
Ravil Gainutdin, pemimpin dewan Mufti Rusia,
mengatakan dalam sebuah surat terbuka disampaikan pada Presiden Vladimir
Putin, Senin, mengatakan pelarangan itu dianggap sebagai upaya
membutakan huruf dan tindakan seorang provokator. Alquran terjemahan
dilarang yakni dari Elmir Kuliyev terbit di Arab Saudi pada 2002.
Kremlin bakal menghancurkan ini sebab isinya berbahaya, seperti dilansir
stasiun televisi Al Arabiya (22/9).
"Umat Islam Rusia sangat
terkejut dengan keputusan pengadilan ini. Kami meminta keputusan itu
dicabut," ujar Gainutdin. Menurut dia penghancuran Alquran merupakan
penghinaan bagi Islam.
Di RUsia ada lebih dari 20 juta umat
muslim. Islam di Negeri Beruang Merah ini merupakan terbesar kedua
setelah Kristen Ortodoks. Belakangan sentimen anti-muslim meningkat
lantaran dipicu oleh pekerja migran dari Asia Tengah. Selain mencari
kerja, mereka juga membawa tradisi baru ke Rusia dan dianggap tamu asing
bagi warga lokal.
Beberapa waktu lalu otoritas Ibu Kota Moskow
membatalkan proyek pembangunan pusat kebudayaan Islam dan masjid di
pinggiran ibu kota setelah diprotes sekitar 2.000 orang. Sebuah hal
jarang terjadi di Rusia mengingat negara ini tidak menganggap sebuah
keyakinan sebagai musuh. Agama apa pun bebas dipraktikkan di Sini.
Jumlah
komunitas muslim Moskow diperkirakan mencapai dua juta orang dan masjid
yang telah ada tidak cukup untuk menampung seluruh umat Islam di sana.
Akibatnya, selama terjadi festival muslim mereka terpaksa salat di
jalanan sempat membuat warga setempat kesal. Namun penambahan masjid
masih terasa lama lantaran Wali Kota Sergey Sobyan belum bergeming
membuat rumah ibadah baru bagi muslim.
Sementara Oktober tahun
lalu, sejumlah pelajar perempuan muslim di sebuah desa di kawasan
Stavropol, dilarang mengenakan jilbab saat berada di dalam kelas.
Pelarangan itu diprotes oleh orang tua siswa melalui kantor kejaksaan
distrik lantaran dianggap sekolah telah melanggar konstitusional mereka
terhadap pendidikan dan kebebasan beragama.
Protes mereka
langsung direspon oleh Presiden Vladimir Putin dengan mengatakan
perasaan keagamaan harus mendapatkan perhatian. Putin mengatakan Rusia
negara sekuler dan warga wajib menjadikan itu sebagai dasar berpikir
untuk menjalani keyakinannya masing-masing.
No comments:
Post a Comment