Katakepo.blogspot.com - Panas begitu menyengat Selasa pekan lalu di Kampung Pojok, Desa Babakan
Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dua bocah lelaki
dan perempuan asyik bermain di pinggir kolam dijadikan warga sebagai
tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) sumbangan dari Aqua.
Air di
kolam itu keruh. Warnanya coklat dan tidak layak digunakan untuk
mencuci, apalagi buat diminum. Airnya bercampur sampah plastik dan daun
kering gugur dari pohon mengelilingi kolam berukuran 45 meter meter
persegi ini. Namun siang itu, Siti, 42 tahun, tengah membasuh sabun di
atas piring, mangkuk dan sendok. Perlahan dia mengguyur air keruh itu
membilas perabotan rumah tangga dia cuci.
"MCK ini sumbangan dari
pabrik Aqua. Airnya kini tidak mengalir dan warga setiap hari gunakan
air keruh ini untuk kebutuhan sehari-hari," kata Siti, warga RT 02/ RW
05 Kampung Pojok, kepada merdeka.com.
Siti mengeluhkan sejak
berdiri pabrik Aqua di bawah rumahnya, air sumur di kediamannya mulai
mengering. Kekeringan kian parah di musim kemarau. "Kalau untuk air
minum baru kita pakai pompa di rumah. Sisanya pakai air di sini," ujar
Siti. Jika sumurnya kering, dia harus berjalan menanjak dan menurun
sekitar satu kilometer menuju mata air juga digunakan penduduk Kampung
Pojok.
Suaminya, Ari, baru pulang dari sawah langsung mendekati
Siti. Dia mencuci kakinya di kolam itu dengan sabun colek. Sehabis itu,
dia menggosok gigi dan berkumur memakai air keruh baru saja digunakan
istrinya mencuci. "Sudah biasa seperti ini," tutur Ari.
Kenyataan
dihadapi Siti sekampung memang sulit dipercaya lantaran Sukabumi
merupakan nafas industri air kemasan kelas dunia. Di sekitar Desa
Babakan Pari, mulai dari jalan raya menuju Kota Sukabumi terdapat tiga
pabrik air kemasan: Aqua-Danone, You C 1000, dan Pocari Sweet. Tidak
jauh dari sana masih ada pabrik 2 Tang, PT Indolakto, dan Kratingdeng.
Menurut
data Dinas Pertambangan dan Energi Sukabumi, kini berubah nama menjadi
Dinas Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Mineral, tiga tahun lalu di
Kecamatan Cidahu ada sebelas perusahaan mengambil dan memanfaatkan air
di daerah itu. Mereka adalah PT Aqua Golden Mississippi, PT Ades Water
Indonesia Tbk, PT Tirta Food Aritama, PT Cisalada Jaya Tirtatama, PT
Baksomas Sugiharto, PT Subur Tirta Sejuk, PT Tri Banyan Tirta, PT
Agrawira Tirtamitra, PT Asia Health Energi Beverages, PT Airess Mega
Utama, dan PT Tirta Investama.
Hasil penelitian Direktorat
Geologi bekerja sama dengan Bagian Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi
menemukan 37 mata air di dua kecamatan, yakni Cicurug dan Cidahu. Total
debit air dari mata-mata air itu 1.335 liter per detik.
Hasil
riset 2012, kata Irfan Zamzami, peneliti dari Amrta Institute for Water
Literacy, eksploitasi air di Kabupaten Sukabumi telah membuat warga
menderita. Sebagian besar miskin dan sulit memperoleh air bersih.
"Sebanyak
48 persen atau hampir separuh pengambilan air tanah di Kabupaten
Sukabumi dilakukan oleh tiga perusahaanpenghasil produk terkemuka di
dunia, yaitu Aqua, Pocari Sweat, dan Indomilk," kata Irfan melalui surat
elektronik Senin pekan lalu.
Dia menemukan 24 persen warga
tinggal di sekitar perusahaan air kemasan tergolong miskin. Selain itu,
temuannya di Kecamatan Cidahu, mayoritas penduduknya berada di sekitar
perusahaan air kemasan, seperti Aqua, Pocari Sweet, Indomilk,
Kratingdeng, dan Alto kesulitan air bersih. "Di Kecamatan Cidahu banyak
yangi kesulitan terhadap akses air bersih," ujar Irfan.
Hingga
berita ini dilansir, pihak Aqua Danone belum memberikan konfirmasi soal
itu. "Akan saya koordinasikan di dalam dulu, ya Mas. Mohon diberi waktu,
terima kasih banyak," tutur juru bicara Aqua Danone Clarissa Idarto
melalui pesan BlackBerry Messenger Sabtu pekan kemarin.
No comments:
Post a Comment