Katakepo.blogspot.com - Meski aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu menurun dalam beberapa hari terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG) justru mencatat ada peningkatan kadar gas
berbahaya yang keluar dari kawah ratu di Jawa Barat itu. "Hasil
pengukuran gas pagi tadi ternyata di atas ambang batas," kata Pejabat
Pelaksana Bidang Penyelidikan dan Pengamatan Gunung Api dari PVMBG, Gede
Suantika, di Bandung, Selasa (15/10/2013).
Gede menjelaskan,
kadar sulfur dioksida (SO2) yang keluar dari dalam kawah ratu mencapai
14 ppm, padahal ambang batas SO2 hanya 2 ppm. Sementara hidrogen sulfide
(H2S) mencapai 4 ppm. "Penyelidikan secara lebih intensif oleh tim ahli
gunung api masih tetap dilaksanakan sampai hari ini," ujarnya.
PVMBG
belum mencabut status waspada (level II) Gunung Tangkuban Parahu.
Pasalnya, gunung api yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten
Subang dan Kabupaten Bandung Barat tersebut masih menunjukkan
gejala-gejala letusan berupa aktivitas getaran setiap hari.
Menurut
Gede, aktivitas tremor tersebut terjadi hampir setiap hari dengan
durasi enam menit. "Sejak tiga hari lalu terekam tremor dengan durasi
enam menitan yang amplitudonya semakin hari semakin meningkat. Status
Gunung Tangkuban Parahu tidak ada peningkatan dan masih tetap waspada,"
kata Gede saat dihubungi Kompas.com, Selasa.
Ia
menjelaskan, aktivitas tremor merupakan cerminan adanya aliran fluida,
gas, atau migrasi tekanan ke permukaan kawah ratu. Kendati demikian,
aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dapat dikatakan berkurang dan belum
tentu aktivitas tremor harian tersebut menimbulkan letusan. "Secara
visual tidak ada tanda peningkatan kegiatan di kawah ratu dan
kawah-kawah lainnya, embusan uap air bercampur gas-gas vulkanik dominan
berwarna putih tipis mengepul sedang," bebernya.
Ia menambahkan,
saat ini rekomendasi tidak dibolehkannya kegiatan manusia dalam radius
1,5 kilometer dari pusat kawah ratu masih tetap diberlakukan.
No comments:
Post a Comment