Katakepo.blogspot.com - Semakin banyaknya pilihan susu pertumbuhan di pasaran memudahkan para
orangtua dalam mencukupi gizi buah hati. Meski begitu orangtua jangan
lantas "bergantung" pada susu pertumbuhan untuk urusan gizi anak.
Guru
besar kesehatan anak dari Universitas Gadjah Mada Mohammad Juffrie
mengatakan, susu pertumbuhan seharusnya diposisikan sebagai pelengkap,
bukan sebagai sumber gizi utama bagi anak. Karena itu, menggantikan
makanan utama dengan susu pertumbuhan adalah tindakan yang kurang tepat.
"Susu
pertumbuhan bukan pengganti makanan, tetapi hanya pelengkap. Anak harus
tetap makan makanan yang bergizi untuk mencukupi kebutuhan gizinya,"
tandasnya di sela peluncuran susu pertumbuhan, di Jakarta, Kamis
(17/10/2013).
Juffrie mengatakan, setelah melewati masa ASI
eksklusif, anak kemudian diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI
(MPASI) hingga usia satu tahun. Setelah itu, anak sudah bisa makan
makanan yang dimakan keluarganya.
Menurut dia pemberian makanan
yang bervariasi dan bergizi sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi anak. Hanya saja, kata dia, lebih baik lagi jika diberi
susu sebagai pelengkap.
Karena itu, Juffrie menyarankan untuk
memberikan susu di sela-sela diet anak, seperti di pagi hari dan di sore
hari. Pemberian susu, imbuh dia, juga sebaiknya tidak dilakukan
mendekati waktu makan supaya anak tetap mau makan makanan utamanya.
"Kalau diberikan dekat waktu makan, anak bisa sudah kenyang dan tidak mau makan," kata dia.
Tidak membuat gemuk
Juffrie
mengatakan, susu pertumbuhan diformulasikan untuk melengkapi kebutuhan
gizi anak, bukannya untuk membuat anak kelebihan gizi. Sebaliknya, susu
pertumbuhan justru bisa membantu mengontrol nafsu makan anak sehingga
menghindari anak dari risiko obesitas.
"Susu dapat mengenyangkan,
sehingga mencegah anak untuk ngemil makanan yang berkalori tinggi dan
tidak bergizi. Padahal camilan itulah yang membuat kegemukan," jelas
dia.
Lebih lanjut Juffrie menyarankan untuk memilih susu
pertumbuhan yang tidak mengandung gula tinggi dan mudah dicerna.
Tujuannya, untuk menjaga kalori yang diasup dan membuat rasa kenyang
lebih lama.
Senada dengan Juffrie, Guru Besar Departemen Gizi
Masyarakat dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
(FEMA-IPB) Handinsyah mengatakan, konsumsi susu tidak akan meningkatkan
risiko kegemukan.
"Konsumsi sesuai anjuran tidak akan membuat
gemuk. Kecuali, kalau diminum berlebihan dan kurang konsumsi sayur dan
buah," jelas dia.
No comments:
Post a Comment