Katakepo.blogspot.com - Duduk di tribun media dengan mengenakan celana training dan
kaus merah, matanya tak henti memandangi layar video kecil yang bergerak
ke kanan dan kiri sesuai dengan dinamika permainan. Sesekali tangan
kanannya menari membuat catatan-catatan kecil.
Itulah sebagian pekerjaan Rudy Eka Priyambada sebagai tactical analysis
saat perhelatan Kualifikasi Piala Asia U-19 beberapa waktu lalu. Tugas
pertama Rudy sebelum menganalisis kekuatan lawan adalah merekam setiap
pertandingan calon lawan Garuda Jaya.
Setelah itu, Rudy memilah
rekaman momen-momen laga itu untuk dijadikan bahan analisis dan kemudian
membandingkannya dengan kekuatan timnas U-19.
"Kerja yang cukup
panjang karena harus merekam selama 90 menit, bahkan bisa 120 menit.
Kalau dihitung-hitung, saya waktu itu baru bisa tidur jam 04.00 pagi.
Kemudian, saya mempresentasikan analisis saya ke pelatih pada jam 09.00
pagi," jelas Rudy.
Berdasar data dan analisis tersebut, Rudy memberi masukan kepada
pelatih Indra Sjafri soal kelemahan dan kekuatan lawan. Disampaikannya
juga organisasi dan permainan lawan ketika bertahan maupun saat
menyerang, set play, dan lain-lain.
"Coach
Indra lalu menyampaikan kepada pemain. Jadi, pelatih selalu berkomentar
optimistis karena kita memiliki perhitungan yang tepat," tutur Rudy.
Analisis
Rudy membantu timnas U-19 meraih kemenangan 3-2 atas juara bertahan
Korea Selatan pada laga terakhir babak kualifikasi Piala Asia U-19,
Sabtu (12/10/2013), dan memastikan tiket ke putaran final.
"Saat
lawan Korsel, semua orang menganggap mereka (Korsel) hebat. Namun,
menurut saya, mereka (Korsel) bermain jelek. Lini tengah mereka sangat
jelek dan bermain hanya mengandalkan pemain sayap. Jadi, kita berusaha
memanfaatkan kelemahan mereka dengan menguasai lini tengah dan mematikan
sayap mereka. Terbukti, kita bisa mematikan pemain sayap mereka dan
proses gol kita datang dari pemain sayap," beber Rudy.
Selain
menganalisis, Rudy juga ikut membakar semangat dan memotivasi tim dengan
video motivasi yang ditayangkan menjelang pertandingan. Sebelum laga
melawan Korsel, misalnya, Rudy membuat video motivasi dengan tajuk "Road
to AFC Cup U-19 2014 and World Cup U-20: Impossible is Nothing".
"Dalam
video tersebut, saya tampilkan potongan gambar saat kita mengalahkan
Thailand, Malaysia, dan Timor Leste di Piala AFF U-19 beberapa waktu
lalu. Jadi, yang ada di benak pemain adalah juara," tuturnya.
Pentingnya HPU
Rudy sudah dipercaya untuk menjadi tactical analysis oleh
Indra Sjafri ketika Indra membentuk tim untuk mengikuti turnamen
Hongkong U-17 2012. Indonesia menjuarai turnamen tersebut.
"Saat
itu, saya mempresentasikan program saya. Saya punya pengalaman, salah
satunya menjadi direktur teknik salah satu klub Australia, Eastern
Victorian Champions League," ungkap Rudy.
"Indra adalah salah
satu pelatih yang bisa menerima masukan dari anak-anak muda. Ia juga
bisa menerima hal-hal baru dalam sepak bola. Alhamdulillah, dia
memercayai saya sehingga saya bisa membantu dia untuk talent scouting dan menganalisis pertandingan.
Rudy
mendapat kepercayaan Indra karena memiliki komitmen dan dedikasi dalam
dunia sepak bola. Setelah berhasil mengambil lisensi kepelatihan C AFC
pada 2008, Rudy mengikuti AFC Project Future Coach Batch 09, Refresher
Course yang bertepatan dengan putaran final AFC U-19 Championship 2010,
13-18 Oktober di Zibo, China.
Rudy menghadiri AFC Project
Future Coach Batch 09, Refresher Course, atas undangan langsung dari AFC
Coaching Development. Selama di Zibo, ia bertugas menganalisis
pertandingan AFC U-19, di mana saat itu sudah memasuki babak semifinal.
"Kemudian, saya mendapatkan beasiswa kursus kepelatihan di Jerman," ujar
Rudy.
Berdasar ilmu dan pengalaman yang didapatnya, Rudy menilai sudah waktunya PSSI membuat high performance unit
(HPU), seperti yang telah dilakukan Malaysia, Australia, dan Jerman.
HPU, menurut Rudy, akan membantu pelatih meningkatkan daya saing tim.
"Sepak
bola sudah berubah. Lebih maju. Tidak hanya mengandalkan pelatih. Bukan
lagi sekadar pemanasan di lapangan atau lari-lari saja. Karena itu,
saya memiliki pandangan yang sama dengan Badan Tim Nasional (BTN) untuk
membuat HPU. Di situ nanti, ada video analisis, psikologi, dan dokter.
Kemudian, kita membuat PSSI Channel seperti yang dilakukan Inggris dan
Jerman. Kita tampilkan video-video timnas berlatih dan bermain. Hal ini
jadi pengetahuan buat pelatih lain di Indonesia," ulas Rudy.
"Curriculum Vitae" Rudy Eka Priyambada
1996 – 2002: Pelita Jaya Academy, Lebak Bulus
2000: Pra-PON DKI
2003: Trainner at Asian Soccer Academy
2004: Trainner Persimuba Academy, Trainner Haornas Perimuba, Trainner Divisi 3
2007-2008: Head Coach at National University, in University League
2006-2011:
Teacher and Coach at STB ACS International and Youth Team U-6,
U-8,U-10, U-12, U-14, U-16 Primary Girls Football, Secondary Girls
Football
2007 – 2009:Head Coach SSI Arsenal U6 and U12 Team
2010: Coach JIS Jakarta International School Allstar Team 2010
2011: Eastern Victorian Champions League , Australia
2011:Monbulk Rangers Soccer Club Men & Woman Senior Team and Coach Education , Australia
2012: Sampoerna Academy ( Sports Director )
2013: Sports Director Kinderfield–Highfield School
No comments:
Post a Comment