Katakepo.blogspot.com - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan kemarin mengumumkan
reformasi politik yang penting, termasuk di antaranya mencabut larangan
berjilbab dan memperkuat hak-hak warga Kurdi.
Langkah itu datang di saat banyak kritikan menyebut Erdogan
mengislamkan negara sekuler itu dan ketika kaum Kurdi mendesak proses
perdamaian yang sulit dengan menuntut hak-hak mereka kepada Ankara,
seperti dilansir surat kabar the Express Tribune, Selasa (1/10).
Dalam pidatonya, Erdogan mengatakan dengan beberapa pengecualian,
perempuan pegawai negeri bisa diperkenankan memakai jilbab dan bagi pria
boleh memanjangkan jenggot, yang merupakan tanda kesalehan kaum muslim.
Namun, larangan memakai jilbab masih diberlakukan untuk profesi hakim, jaksa penuntut umum, polisi dan personel militer.
"Pembatasan ini melanggar hak kerja, kebebasan berkeyakinan dan beragama," kata Erdogan.
Dia menjelaskan pemerintah berjanji akan menerapkan hukuman kepada
mereka yang mencegah orang menjalankan hak-hak yang melekat pada
kewajiban keagamaan.
Pada kesempatan yang sama, Erdogan juga menghapus pembatasan
pemakaian bahasa Kurdi dan mengizinkan pemakaian bahasa itu di sekolah
swasta serta membolehkan para kandidat pemilihan untuk berkampanye dalam
bahasa Kurdi.
Erdogan menyebut reformasi ini sebagai saat bersejarah, suatu langkah
penting. Kontroversi soal jilbab sudah berlangsung lama dalam
persaingan antara kelompok konservatif keagamaan dari partai
berlandaskan Islam, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di kubu
Erdogan yang jumlahnya banyak dengan kelompok oposisi yang sekuler.
Belum lama ini parlemen Turki meloloskan peraturan pengekangan
penjualan alkohol dan pemasangan iklannya, suatu langkah berat yang
diputuskan dalam sejarah negara republik itu.
Bulan ini pengadilan Istanbul menjatuhkan hukuman percobaan sepuluh
bulan kepada pemain piano Fazil Say atas komentarnya di media sosial
yang mencederai agama.
Profesor Ilter Turan dari Universitas Bilqi di Istanbul mengatakan pencabutan larangan berjilbab sudah diperkirakan.
"Larangan itu perlahan-lahan mencair melalui pemerintahan AKP," ucap
Ilter. "Secara lebih luas peraturan ini tidak diterapkan untuk sebagian
pegawai pemerintah."
Reformasi terkait pencabutan larangan berjilbab ini dianggap sebagai
isyarat Erdogan kepada akar rumputnya menjelang pemilihan umum.
No comments:
Post a Comment