Katakepo.blogspot.com - Ada banyak pasar unik di dunia ini. Termasuk di Indonesia. Salah satu pasar tradisional unik dan ekstrem di Indonesia, adalah pasar Tomohon.
Berbagai kuliner ekstrem dijual disini. Dan bukan rahasia lagi, jika
banyak wisatawan luar yang tidak kuat ketika melihat beragam kuliner
ekstrem di pasar Tomohon. Meski demikian, keamanan dan keselamatan
pengunjung pasar terjamin. Beda dengan pasar tradisional yang ada di
Thailand. Pernahkah terbayangkan oleh Anda kereta lewat tiba-tiba
ditengah pasar? Di pasar Maeklong, Thailand, pemandangan mengerikan ini
bukanlah hal yang aneh. Ketika memasuki pasar ini jangan kaget jika
tiba-tiba kereta melintas ditengah pasar tradisional ini. Jika tidak
hati-hati, bisa-bisa nyawapun menjadi korbannya. Maka dari itu banyak
yang menjuluki pasar Maeklong sebagai pasar paling berbahaya di dunia.
Sekilas,
Pasar Maeklong di Thailand terlihat sama seperti pasar tradisional
lainnya, menjual buah dan sayuran. Tapi ternyata, pasar ini adalah yang
paling berbahaya di dunia. Bayangkan, lapak dagangannya cuma berjarak 2
meter. Bahkan ada yang nekat menantang maut dengan menggelar lapak
dagangannya tidak berjarak sama sekali dari rel kereta.
Pasar
Maeklong atau yang juga biasa dikenal dengan nama Pasar Kereta Api
Maeklong adalah pasar tradisional di Samut Songkhram, Thailand. Pasar
ini dikenal sebagai yang paling berbahaya di dunia. Bukan karena barang
yang dijualnya, tapi karena lokasinya yang sangat dekat dengan rel
kereta api.
Jika
biasanya pasar hanya mengambil lahan di bantaran rel, sekitar 5-10
meter dari rel, tapi pasar ini cuma butuh 2 meter untuk menggelar
lapaknya. Bukan hanya itu, pedagang di sini juga mendirikan tenda hingga
ke tengah rel. Lalu, bagaimana jika kereta datang?
Seperti yang dilansir dari situs Migrationology, Kamis (3/1/2013), Pasar
Maeklong seperti akan 'membeku' saat kereta datang. Para pedangang dan
pembeli seakan sudah lihai dengan semua itu. Begitu sirine berbunyi
tanda kereta akan datang, semua bersiap. Para pembeli akan melipir ke
tempat paling aman yang jauh dari kereta. Sedangkan pedagang akan
merapihkan tenda mereka.
Uniknya,
tenda yang mereka buat memang sengaja didesain untuk bisa dilipat.
Mereka hanya perlu menggotong tiang tenda jauh dari rel. Sedangkan
barang dagangannya tidak ada yang disingkirkan.
Kereta akan berjalan pelan, sekitar 15 km/jam. Bagian bawah kereta
hampir menyentuh barang dagangan di pasar ini. Para pendagang seakan
sudah fasih menaruh barang jualannya agar tidak terkena kereta, walau
hanya dengan jarak 2 cm dari rel.
Setelah kereta melintas, para pedagang akan menggelar lagi tenda mereka.
Pembeli berdatangan, aktivitas pasar normal kembali. Para pembeli akan
menjadikan rel sebagai jalan setapak untuk mereka, berpindah dari toko
yang satu ke toko lainnya.
Sebenarnya, sudah berulang kali pemerintah setempat berusaha mengusir
para pedangang. Tapi apa boleh buat, penjual di pasar ini mengaku mereka
sudah menempati tempat ini lebih dulu jauh sebelum rel dibuat, yaitu
pada tahun 1905.
Setiap harinya, pasar ini akan dilalui kereta sebanyak 7 kali. Pagi hari
ada 4 kereta yang lewat, dan sisanya siang dan sore hari. Para pedangan
seperti sudah hapal dengan jadwal lewatnya kereta. Jadi, mereka sudah
siap untuk merapikan tendanya. Apakah Anda berani berbelanja di pasar
ini?
No comments:
Post a Comment