Katakepo.blogspot.com - BlackBerry mengumumkan berbagai keputusan penting pada Senin
(14/11/2013) pagi waktu Kanada. BlackBerry memutuskan untuk membatalkan
niatnya untuk menjual perusahaan, menerima dana investasi sebesar 1
milliar dollar AS dari perusahaan lain, dan salah satu yang terpenting,
mengganti pemimpin perusahaan.
Ya, BlackBerry akhirnya mengganti
Thorsten Heins, CEO yang telah memimpin perusahaan asal Kanada ini
selama hampir dua tahun lamanya. BlackBerry pun memutuskan untuk
mengganti Heins dengan mantan pemimpin perusahaan Sybase, John Chen.
Mulai
November 2013, Chen akan menjabat sebagai CEO sementara dan juga salah
satu Chairman BlackBerry. Sambil mencari CEO baru, Chen bakal
bertanggung jawab menentukan arah, hubungan, dan tujuan strategis
BlackBerry.
Pertanyaan besarnya, siapakah sebenarnya John Chen?
Chen
ternyata bukanlah orang asing di dunia TI Amerika Serikat. Ia merupakan
salah seorang eksekutif senior di Silicon Valley dan masuk ke jajaran
petinggi di Fortune 500. Ia juga merupakan salah satu kunci penyelamat
Sybase di masa sulitnya.
Chen kecil sempat bersekolah di
Northfield Mount Hermon School. Selesai masa sekolah, ia melanjutkan
jenjang pendidikannya ke salah satu universitas terkenal di Amerika
Serikat, Brown University dan mendapatkan gelar elektro pada tahun 1978.
Setahun sesudahnya, Chen mendapatkan gelar master dari universitas
California Institute of Technology.
Karier Chen di dunia TI sangatlah mengesankan. Awalnya, seperti dikutip dari The Globe and Mail,
Chen bergabung ke sebuah perusahaan bernama Unisify sebagai Design
Engineer, sebelum akhirnya diangkat menjadi Vice President di perusahaan
ini juga.
Pada tahun 1991, pria berumur 58 tahun ini memutuskan
untuk pindah ke Pyramid Technology. Di perusahaan ini, ia menjabat
sebagai Executive Vice President, kemudian diangkat menjadi President,
Chief Operating Officer, dan Director di perusahaan ini pada tahun 1993.
Di
tahun 1995, Chen kembali berpindah perusahaan. Kali ini, Chen memilih
perusahaan TI lainnya, Siemens Nixdorf, sebagai Vice President.
Kemudian, ia dipromosikan menjadi President dan CEO Siemens Nixdorf Open
Enterprise Computing Division di tahun 1996.
Chen kembali "melompat" ke perusahaan lain, Sybase, pada tahun 1997. Di awal kariernya di perusahaan layanan sistem database ini, Chen langsung ditempatkan sebagai COO dan akhirnya menjadi CEO dan President pada satu tahun sesudahnya.
Kemampuan
anak pengungsi dari Hongkong ini benar-benar diuji di Sybase. Chen,
sebagai pemimpin perusahaan, harus berpikir keras untuk membawa Syabase
yang sedang dalam masa kritis. Pada saat itu, Sybase telah mengalami
kerugian selama empat tahun berturut-turut.
Dengan bakat dan
kemampuannya, pria kelahiran 1 Juli 1955 ini mampu mengeluarkan Sybase
dari masa krisis, dari merugi menjadi untung ratusan juta dollar AS,
hanya dalam waktu satu dekade saja. Chen juga berhasil meningkatkan
nilai kapitalisasi perusahaan dari 362 juta dollar menjadi 5,8 milliar
dollar AS.
Pada tahun 2010, Sybase akhirnya dibeli oleh salah
satu perusahaan raksasa TI, SAP. Awalnya, Chen memutuskan untuk bertahan
di SAP. Namun, ia memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut pada
awal tahun 2012 karena tidak juga mendapatkan posisi senior.
Tahun 2012, Chen bergabung dengan perusahaan ekuitas swasta Silver Lake sebagai penasihat senior.
Hingga saat ini, Chen masih tercatat sebagai salah satu petinggi di Wells Fargo & Company dan juga Walt Disney.
Dengan
segudang pengalaman yang dimilikinya tersebut, akankah Chen menjawab
tantangan untuk menyelamatkan BlackBerry, seperti yang dilakukannya
terhadap Sybase? Kita tunggu saja.
Sumber: the globe and mail
No comments:
Post a Comment