Katakepo.blogspot.com - HIV merupakan virus yang dapat ditularkan
melalui pertukaran cairan tubuh seperti sperma, atau air susu. Karena
itu, pengidap HIV diimbau untuk tidak melakukan hubungan seks tanpa
pengaman.
Hanya saja, memiliki keturunan hak setiap orang,
termasuk pengidap HIV. Namun dengan risiko penurunan virus dari orangtua
ke anak yang tinggi, lantas, bagaimana mereka mampu memiliki tanpa
menularkan virusnya?
Menurut pakar ilmu penyakit dalam dari
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(FKUI/RSCM) Samsuridjal Djauzi, cara paling efektif untuk mencegah
penularan dari orangtua ke keturunannya adalah memastikan orangtuanya
memiliki kadar virus yang sangat rendah di tubuhnya sebelum mejalani
program kehamilan.
"Pengobatan dengan obat-obatan antiretroviral
(ARV) memungkinkan untuk menekan jumlah virus di dalam tubuh hingga
jumlahnya sangat sedikit," jelasnya dalam peluncuran situs pusat
informasi HIV dan AIDS Temanteman.org, Kamis (7/11/2013) di Jakarta.
Setelah
kadar virus di dalam tubuh sudah sedikit, lanjut dia, cairan tubuh
khususnya sperma pada laki-laki tidak lagi mengandung virus. Karena itu,
laki-laki sudah dapat berhubungan seks tanpa pengaman dengan
pasangannya selama masa suburnya.
"Dibutuhkan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan sperma bebas virus," tegas Samsuridjal.
Sementara
itu, kata dia, jika si calon ibu sudah terinfeksi virus, maka pemberian
ARV tetap wajib dilakukan untuk mencegah transmisi virus selama
kehamilan. Dalam kandungan, bayi menerima cairan yang berisi nutrisi
dari ibu, namun jika jumlah virus di tubuh ibu sangat sedikit, maka
penularan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.
Samsuridjal
menjelaskan, proses persalinan juga dapat menularkan virus. Maka, para
dokter sepakat untuk melakukan teknik persalinan Caesar untuk
meminimalisasi kontak cairan antara bayi dengan ibu.
Setelah itu
pun, lanjutnya, ibu tidak menyusui anaknya, karena air susu mungkin juga
mengandung virus HIV. Meskipun ada pula yang mengatakan, selama ASI
yang diberikan adalah ASI eksklusif, ibu dengan HIV masih bisa menyusui.
"Dengan
melakukan cara-cara tersebut, risiko penularan dari orangtua ke anak
dari 37 persen bisa ditekan menjadi 2 persen," pungkasnya.
No comments:
Post a Comment