Katakepo.blogspot.com - Surya baru saja bergeser sedikit dari atas kepala. Namun panasnya masih
terasa menyulut kulit. Gemuruh klakson mobil terdengar bersahutan.
Jalan-jalan di ibu kota mulai tersendat, menandakan waktu pulang kantor
menjelang.
Di sudut pertigaan Jalan Senopati, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan, seorang perempuan muda berusia 20-an berlomba
mengacungkan jari seraya menggoyangkan tangannya ke arah mobil. Tak mau
kalah, ibu-ibu sambil menggendong anak mereka berlakon serupa. Mereka
berdiri berdekatan dalam jarak lima meter. Penampilannya rapi. Lipstik
tebal dengan bedak di wajah serta wewangian penutup bau badan.
Tidak
jarang sebagian joki memilih penampilan apa adanya. Berwajah kusam
dengan kaus dan sandal jepit. Pakaian itu sudah seharian menempel di
badan. Mereka berlomba menarik simpati para pengendara untuk diangkut
sebagai penumpang bayaran.
Begitulah suasana sore dari Jalan
Gunawarman, Kebayoran Baru, mengarah ke Mampang Prapatan dan juga
Senayan. Saban hari puluhan joki three in one menanti setia pengguna
mobil pribadi untuk menggunakan jasa mereka. Mereka berburu fulus di
tengah kepulan asap metromini.
Meski begitu, ada pula yang
menawarkan layanan lebih. Sebuah jasa terselubung pemuas syahwat dari
para joki. Nin salah satunya. Gadis 20 tahun ini sudah setahun ini
menjalani profesi sebagai penumpang bayaran. Di sela profesinya sebagai
joki, Nin tak segan memberi pelayanan lebih kepada para pengemudi nakal.
"Kadang ada yang suka iseng nawarin untuk tidur bareng," kata Nin saat
berbincang dengan merdeka.com di sekitaran Bundaran Senayan Selasa pekan kemarin. Nin mengaku tidak langsung melacurkan diri jika pengemudinya tak merespon.
Bentuk
tubuh Nin memang memikat. Kulitnya kuning langsat dengan rambut lurus
sebahu. Tingginya sekitar satu setengah meter. Lekuk tubuhnya kian tegas
saat mengenakan kaus dan celana jins ketat. Bahkan tali branya pun ikut
menerawang di balik kaus kuning dia gunakan. Parfumnya begitu menusuk
hidung.
Saban hari Nin keluar dengan pakaian modis. Hal itu dia
lakukan untuk memikat para pengemudi agar mau memakai jasanya sebagai
penumpang bayaran. Nin memang tidak mematok bayaran. Sekali menemani
pengemudi sampai tujuan bebas lokasi three in one, Nin dibayar mulai
dari Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. "Kalau baik ada yang kasih Rp 50
ribu, tapi jarang-jarang," ujarnya.
Untuk tarif pelayanan
ranjang, Nin biasanya berunding dengan pengemudi. Paling tidak jasa
kehangatan dia berikan dihargai Rp 500 ribu. Bahkan kadang dia mendapat
bayaran lebih. Pernah dia dibayar Rp 1 juta untuk menemani pengemudi
paruh baya di sebuah hotel kelas melati di bilangan Blok M, Jakarta
Selatan. "Kalau tarif tergantung nego," katanya.
Cerita soal
prostitusi di kalangan joki memang sudah berlangsung lama. Parjo,
penjual nasi goreng di kawasan Taman Senopati, mengaku tidak kaget
dengan joki esek-esek. Sejak berlaku aturan mobil berpenumpang minimum
tiga orang, ada sebagian penumpang sewaan memberi layanan tambahan di
ranjang.
Parjo menunjuk tempat di sekitaran pertigaan Jalan
Senopati tempat remaja segar biasa mangkal menjajakan diri sebagai joki.
"Sudah nggak kaget, bahkan ada yang sampe hamil," tutur Parjo Rabu
pekan kemarin.
Dia mempunyai cerita sendiri soal joki merangkap
pelacur. Dulu tetangganya, perempuan 30-an tahun, bahkan sampai menikah
dengan pengemudi mobil dia kenal saat menjadi joki. Parjo menyebut
kebanyakan joki esek-esek berasal dari Kampung Babelan.
Sore menjelang, Nin, 20 tahun, bersiap beranjak dari kediamannya di
Petamburan, Jakarta Pusat. Dengan sepatu kotak-kotak hitam putih dan tas
kulit kecil dia berangkat menuju tempat mangkal sebagai joki di
sekitaran Senayan.
Nin sudah setahun ini menjalani rutinitas
sebagai joki three in one atau penumpang sewaan. Sejak putus sekolah,
dia hidup dalam pergaulan bebas tanpa pengawasan ketat dari orang tua.
Sulit mendapatkan pekerjaan memaksa Nin menjadi joki. Apalagi pekerjaan
tanpa keringat itu mampu menghasilkan uang lumayan besar.
Paling tidak dia saban bulan bisa mengantongi Rp 3 juta. "Kadang suka tiga kali naik mobil," katanya saat berbincang dengan merdeka.com
di sekitar Bundaran Senayan, Jakarta Selatan. Kadang sudah tiga jam
menunggu, Nin tidak juga dipanggil pengemudi mau memakai jasanya sebagai
joki.
Di balik sepinya orderan sebagai penumpang bayaran, Nin
memberanikan diri memberikan pelayanan lain kepada pengemudi. Namun
pelayanan itu dilakukan jika ada permintaan dari pengemudi. Awalnya Nin
menolak diajak berkencan dengan pengemudi mesum.
Namun
belakangan, rayuan uang dan desakan pergaulan membuat dia berani
menerima tawaran untuk tidur bareng. "Karena butuh uang," katanya. Dia
mengaku tidak setiap hari ditawari untuk menemani tidur. Bahkan kadang
ada pengemudi mengajak dia hanya untuk menemani berkaraoke.
Berbeda
dengan Nin, Ayu, 25 tahun, mengaku memang kerap mendapat perlakuan
tidak mengenakkan dari pengemudi mobil pribadi. Kadang ada saja om-om
nakal memancing dia agar mau melayani saat dia menjadi joki. Jika sudah
ada gelagat tidak baik, Ayu memilih segera turun dari mobil.
Ayu
mengakui belakangan teman-temannya sesama joki memang bersedia
memberikan pelayanan lebih. Dia menyebut biasanya mereka terdiri dari
remaja 18 tahun. Tempat mangkalnya berdekatan dengan Markas Kepolisian
Daerah Metro Jakarta Raya. "Kalau sudah sore biasanya makin banyak
ABG-ABG," kata Ayu saat ditemui Kamis malam pekan kemarin. Ayu menyebut
ciri-ciri joki bisa diajak tidur kerap berpakaian ketat dan mencolok
dari lainnya.
Parjo pedagang nasi goreng di Jalan Senopati tidak
kaget mendengar joki bisa diajak untuk tidur. Dia menyebut tidak hanya
para remaja, namun joki dari kalangan ibu-ibu juga mau untuk diajak
tidur bersama pengemudi. "Kadang ada juga ibu-ibu mau," kata Parjo
menjelang azan magrib Rabu pekan kemarin.
Parjo mengatakan memang
tidak semua joki mau diajak tidur bareng. Namun dia bercerita
tetangganya, janda asal Ngawi, Jawa Timur, sampai menikah dengan
pengemudi langganannya. " Ada tetangga saya, dia biasa nongkrong di
dekat rumah, orangnya tinggi tapi ngisi. Dia kawinin sampe dibeliin
rumah," ujar Parjo seraya menyambut pembeli datang.
Selain ada
joki diajak menikah, tidak sedikit ada penumpang bayaran ditiduri sampai
hamil. Ironisnya, anaknya itu dijual kepada orang kaya. "Ada yang
sampai dijual anaknya," katanya. Namun dibalik fenomena itu, ada juga
pengemudi dermawan mau membiayai sekolah anak seorang penumpang sewaan.
No comments:
Post a Comment