Katakepo.blogspot.com - Partai NasDem menilai penyelenggaraan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 diwarnai praktik kecurangan yang sistematis.
Wakil
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai NasDem Enggartiasto
Lukita menyebutkan beberapa indikator kecurangan yang terjadi.
Berikut tujuh kecurangan tersebut:
1.
Kepala daerah yang berasal dari parpol tertentu sejak awal masa
kampanye hingga saat ini mengerahkan aparat mulai dari petugas
kecamatan, kelurahan/desa, sampai petugas KPPS. Pengerahan juga disertai
adanya intimidasi/ancaman dan serangan fajar yang mengakibatkan
sebagian penyelenggara ikut terlibat di dalamnya.
2. Kecurangan
dan potensi manipulasi suara juga terindikasi lewat berlarutnya proses
penghitungan suara sejak dari TPS, PPS, hingga PPK. Apa yang dijanjikan
oleh KPU bahwa form C1 dapat di-scan untuk di-upload langsung ke KPU
juga minim terlaksana. Bahkan dikabarkan server penampung data yang
masuk jebol hingga dua kali.
3. Lambannya proses penghitungan dan
pengiriman hasil hitungan suara, serta lama tersimpan form C1 di TPS
juga sangat rawan terjadinya manipulasi perolehan suara. Belum lagi
dengan berlarutnya proses pengiriman form C1 dari TPS ke PPS dan
seterusnya.
4. Kecurangan juga semakin jelas terjadi dengan
banyaknya temuan surat suara yang sudah dicoblos, rusak, dan tertukar.
Temuan-temuan itu semakin mendukung dugaan adanya kecurangan.
5.Di
sisi lain, sikap KPUD, PPK, dan PPS yang menutup diri atau tidak
terbuka memperkuat dugaan bahwa kecurangan dilakukan dengan sangat
sistematis.
6. Bawaslu yang tidak berdaya, yang bahkan ada yang
menduga sebagian di antaranya telah 'masuk angin', tampak dengan tidak
adanya langkah apapun untuk menindak tegas pelanggaran-pelanggaran yang
sangat kasat mata, seperti 'money politics' yang sudah terpublikasi luas
di media massa.
7. Praktik 'serangan fajar' yang dilakukan
secara masif masih banyak ditemui, bahkan dengan angka yang fantastis
(mencapai Rp 100 ribu - Rp 150 ribu per suara), semakin merusak moral
masyarakat. Belum lagi bagi-bagi dana aspirasi ataupun 'jatah' yang
dimiliki oleh para caleg incumbent yang bersumber dari APBN dan atau
APBD.
Menurut Enggar, kecurangan yang terindikasi terjadi itu
bukan saja menodai asas demokrasi dan pemilu yang jujur dan adil, tetapi
juga sangat menyakiti hati rakyat yang telah lama merindukan adanya
perubahan ke arah yang lebih baik.
"Untuk itu, sekali lagi,
NasDem mengajak semua pihak harus mengawasi dan waspada atas
kecurangan-kecurangan yang terjadi, mumpung masih ada waktu di dalam
proses yang masih berjalan ini," jelas Enggar dalam rilisnya.
No comments:
Post a Comment