Katakepo.blogspot.com - RH (20), mahasiswi Akademi Maritim di Cilacap, Jawa Tengah, sekaligus
pelaku aborsi yang mengakibatkan kepala janin tertinggal di dalam rahim,
mengaku berani melakukan perbuatan keji itu karena takut diketahui oleh
orang tuanya.
Hal itu diakuinya saat melakukan rekonstruksi di
Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Kroya Cilacap. Menggunakan penutup
kepala, RH hanya bisa mengangguk saat ditanya perihal itu kepada
wartawan.
Sementara itu, Kasat Reskrim Kepolisian Resor Cilacap,
AKP Agus Puryadi menyatakan bahwa pelaku bersama pasangannya, MK (19),
pernah mencoba memakai cara tradisional saat menggugurkan janinnya.
Merasa belum terlihat efeknya, keduanya pun memakai obat kimia.
"Mereka
sempat menggunakan cara tradisional dengan memakan nanas dan minuman
bersoda setiap hari, tetapi tidak berefek. Hingga akhirnya, mereka
berdua mengonsumsi obat kimia yang dibeli di apotek," jelas Agus di
Mapolsek Kroya, Cilacap, Sabtu (12/4).
Selain rekonstruksi yang
dilakukan di Polsek Kroya, apotek tempat mereka membeli obat untuk
menggugurkan janin juga menjadi tempat lainnya. Sementara itu paman MK,
Bejo, keberatan jika kepolisian melakukan rekonstruksi di tempatnya.
Pantauan
merdeka.com, jalannya rekonstruksi sempat menjadi perhatian masyarakat
sekitar markas Polsek Kroya. Meski menarik perhatian, rekonstruksi
berjalan normal.
Seperti diketahui, RH dan MK (19) melakukan
aborsi di kamar mandi rumah paman MK, Bejo, yang beralamat di Desa
Karangmangu Kroya Cilacap. Dua sejoli ini sudah tujuh bulan menjalin
kasih, hingga akhirnya RH berbadan dua. Ketakutan dengan kondisi
tersebut, mereka berdua mencari cara untuk menggugurkan kandungan yang
sudah berusia empat bulan.
No comments:
Post a Comment