Katakepo.blogspot.com - Demi mengantisipasi rencana aturan pemerintah soal penetapan Tingkat
Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G LTE, Samsung Electronics
telah mulai membuat ponsel di pabriknya yang berlokasi di kawasan
industri Cikarang, Jawa Barat.
"Di pabrik itu Samsung membuat handphone
mengikuti kebijakan pemerintah. Pasar lokal di masa depan pasti lebih
besar dari saat ini, makanya kami siapkan dasarnya semenjak sekarang,"
ujar Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung
Indonesia Lee Kanghyun dalam sesi wawancara usai peluncuran Galaxy S6
dan Galaxy S6 Edge di Jakarta, Kamis (29/4/2015).
Soal pemenuhan aturan TKDN, Lee mengatakan pihaknya bisa memenuhi angka
kandungan lokal di produk-produk ponsel sebesar 20 persen, terhitung
mulai Mei 2015 mendatang. Angka itu diharapkan akan naik menjadi 30
persen pada 2017, yang disebutnya sesuai dengan rencana aturan
pemerintah. Ini menurutnya karena proses produksi ponsel di Indonesia
terbilang masih sulit.
"Kenapa kami ajukan 20 persen dulu? Soalnya di Indonesia penyokong industri untuk produksi mobile
hampir tidak ada," kata Lee sambil menambahkan bahwa pembuatan ponsel
di pabrik Samsung di Indonesia masih bersifat sebatas perakitan alias Semi Knock-Down (SKD).
Dia
melanjutkan bahwa selama ini ada kesalahan anggapan bahwa TKDN yang
akan ditetapkan pemerintah adalah sebesar 40 persen. Padahal, ujar dia,
kandungan komponen lokal yang akan disyaratkan sebenarnya adalah 30
persen.
"Soal kandungan 30 persen pada 2017 itu nanti dicocokkan
lagi, sesuai dengan situasi pasar dan penetapan cara pembobotannya,"
lanjut Lee.
Pihak pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan
Informatika Rudiantara menyatakan dalam waktu dekat akan mengajukan uji
publik untuk draft regulasi TKDN. Dalam draft tersebut
memang tercantum ketentuan tingkat kandungan lokal sebesar 30 persen
untuk ponsel yang dikategotrikan sebagai perangkat Subscriber Station (SS).
Sementara,
komponen-komponen yang diperlukan untuk produksi ponsel di Indonesia
masih harus diimpor. Lantaran itu Lee mengatakan pembuatan ponsel
Samsung di Indonesia menelan biaya lebih besar ketimbang melakukan impor
langsung. Ponsel hasil produksi pabrik Samsung di Indonesia pun
ditujukan untuk pasar lokal saja, bukan untuk keperluan ekspor.
Hal ini menurut dia berbeda dengan aneka alat elektonik lain semacam TV dan set top box
yang diproduksi di pabrik yang sama. Sebagian besar perangkat-perangkat
itu justru ditujukan untuk pasar ekspor. "Nilai ekspornya bisa mencapai
1 miliar dollar AS," kata dia.
Ponsel Samsung yang dibuat di
Indonesia antara lain adalah dua andalan baru dari pabrikan asal Korea
Selatan itu, yakni Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Di luar kedua model
tersebut, Lee menyebutkan bahwa model-model ponsel 4G LTE lain dari
Samsung bakal turut dibuat di Indonesia.
No comments:
Post a Comment