Katakepo.blogspot.com - Gatal atau iritasi
pada bagian tubuh manapun tentu tidak nyaman. Tetapi jika gatal itu
terjadi di area sensitif seperti vagina, bukan saja rasa tidak nyaman
tapi juga sangat menganggu.
Kebanyakan gatal dan iritasi di
vagina sebenarnya bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Dengan pengobatan
biasa dan menghindari pemicunya, biasanya gatal bisa diatasi. Tetapi
rasa gatal juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi. Karena itu jika
rasa gatal berlangsung lama dan diikuti bau tak sedap, segera periksakan
ke dokter.
Berikut adalah penyebab tersering dari rasa gatal, iritasi, dan rasa terbakar di vagina.
- Bacterial vaginosis
Adalah
hal yang normal memiliki berbagai jenis bakteri di vagina. Tetapi jika
pertumbuhan bakteri tertentu berlebihan, maka akan terjadi infeksi.
Selain rasa gatal, gejala dari infeksi bacterial vaginosis lainnya
adalah inflamasi, rasa terbakar, keluar cairan berlebihan, dan bau amis.
- Penyakit menular seksual
Ada
beberapa penyakit menular seksual yang bisa menyebabkan gejala gatal
dan iritasi, yakni herpes genital, kutil kelamin, gonorhea, dan
chlamydia.
- Infeksi jamur
Sekitar 3 dari 4
wanita pernah mengalami infeksi jamur dalam hidupnya. Kondisi ini
terjadi ketika jamur candida tumbuh berlebihan di vagina dan vulva.
Kehamilan, penggunaan antibiotik, dan sistem kekebalan tubuh yang
rendah, bisa memicu terjadinya infeksi jamur.
- Menopause
Penurunan
kadar estrogen yang terjadi di akhir masa reproduksi wanita bisa
menyebabkan dinding vagina tipis dan kering. Akibatnya lebih mudah
terjadi iritasi dan gatal. Tipisnya dinding vagina juga kerap dialami
ibu menyusui.
- Iritasi bahan kimia
Sejumlah
bahan kimia yang terdapat dalam kondom, cairan pembersih vagina, gel
kontrasepsi, sabun detergen, sabun mandi, pakaian dalam, atau tisu
toilet yang wangi, juga bisa menyebabkan iritasi pada vagina.
No comments:
Post a Comment