Katakepo.blogspot.com - JAKARTA,Stasiun Jatinegara pernah menjadi
stasiun paling ramai di Jakarta Timur. Dari sini, penumpang memulai
tujuannya ke berbagai tempat. Baik masih di wilayah Jabodetabek ataupun
kota lain di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah atau Jawa Timur.
Stasiun
ini menjadi tempat bertemunya tiga jalur kereta, yaitu kereta dari
jalur Pasar Senen, kereta dari jalur Manggarai dan jalur Bekasi.
Pada masa pemerintahan Belanda, stasiun bernama Staats Spoorwegen (SS).
Hingga saat ini, stasiun telah beberapa kali mengalami pergantian nama.
Pernah bernama Meester Cornelis, sampai kemudian nama menjadi Stasiun
Jatinegara yang dipakai hingga saat ini.
Menurut Aditia Harmawan,
dari pengelolan Stasiun Jatinegara, bangunan stasiun Jatinegara bisa
juga disebut sebagai bangunan bersejarah. Peron yang dibangun sejak
1910, mengalami renovasi namun tak menghilangkan bentuk bangunan asli.
Berbeda dengan beberapa tahun silam, kata Aditia, stasiun Jatinegara
kini tidak lagi bisa menaikan penumpang ke arah luar Jabodetabek.
"Kereta-kereta ke Jawa tidak bisa naik dari sini. Tapi kalau turun bisa
di sini," katanya.
Makanya stasiun kini terlihat lebih sepi. Tidak seperti beberapa tahun
lalu, banyak terlihat lalu lalang penumpang dengan membawa kardus dan
tas-tas besar hendak pulang kampung.
Tetapi penumpang kereta
dengan tujuan Jabodetabek masih bisa naik dari stasiun ini. Mereka
adalah pengguna kereta listrik (KRL). KRL sendiri, menurut Adit, telah
ada di Jakarta sejak tahun 1925.
Saat itu, pengelola kereta api
masih dipegang oleh Belanda. Tak hanya kereta di Jakarta, tetapi seluruh
kereta api di tanah Jawa. Namun sejak kemerdekaan, perusahaan kereta
api diambil alih oleh pemerintah. Tepatnya, tanggal 28 September.
Makanya, setiap tanggal tersebut, diperingati sebagai Hari Kereta Api
Indonesia.
No comments:
Post a Comment