Katakepo.blogspot.com - TANGERANG,Selain tenar sebagai kawasan perdagangan, Kota Tangerang juga
merupakan sentra industri manufaktur. Ada 1.000 perusahaan yang
beroperasi di wilayah ini. Dengan asumsi satu perusahaan memiliki 500
karyawan, maka terdapat 500.000 ribu orang yang membutuhkan hunian.
Belum lagi mereka yang bekerja di Jakarta (komuter).
Hunian
memang merupakan salah satu fokus pembangunan Pemerintah Kota Tangerang
selain pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan,
kesehatan serta kesejahteraan masyarakat. Karakteristik wilayah kota ini
secara alami terpengaruh oleh situasi dari kondisi dinamis kehidupan
sosial ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dimungkinkan karena kuatnya
korelasi faktornya kependudukan, faktor perkembangan industri dan
perdagangan serta kehidupan sosial masyarakat di antara wilayah Kota
Tangerang dan Provinsi DKI Jakarta.
Tak mengherankan, arah
kebijakan umum yang bersifat strategis lebih terfokus pada peningkatan
sarana dan prasarana fisik yang dapat memperlancar roda perekonomian,
peningkatan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia kota ini. Pada gilirannya, kualitas SDM ini
dapat memenuhi kebutuhan industrialisasi dan perdagangan yang semakin
berkembang.
Dalam kaitan dengan hal itu, peran pembangunan
hunian menjadi vital di tengah dinamika pertumbuhan kota. Namun,
bagaimana kemudian Kota Tangerang dapat menyediakan hunian yang layak
dan terjangkau, sekaligus menstimulasi pembangunan masyarakat atau community development?
PT
Modernland Realty Tbk sebagai salah satu pelaku industri dan bisnis
hunian di kawasan ini memandang bahwa Kota Tangerang membutuhkan konsep
pengembangan kawasan terpadu yang mengintegrasikan fungsi-fungsi hunian
bersama pusat aktivitas keseharian seperti pendidikan, olahraga,
hiburan, kuliner, bisnis, perdagangan dan jasa.
Menurut Direktur
Marketing Modernland Realty, Andy K Nathanael, rekayasa pengembangan
kawasan terpadu sangat penting untuk membawa wajah kota menjadi lebih
rapi, teratur dan terancang dengan baik.
"Karena kota yang
dirancang dengan tata ruang yang baik serta memperhatikan berbagai unsur
kelengkapan dan ekologinya selain mengubah juga memengaruhi tataran
ruang-ruang mikro di sekitarnya," jelas Andy kepada Kompas.com di Jakartapekan lalu.
Kota
Modern yang dikembangkan Modernland Realty, ujar Andy, mengindahkan
kaidah konsep tata ruang terpadu. Di sini ada hunian, pusat aktivitas
bisnis, komersial, perdagangan, pendidikan, olahraga dan bahkan hiburan.
Kota Modern dirancang sebagai perumahan skala besar dengan
kualitas infrastruktur dan sarana yang mendukung penghuninya. Jalan
utama dibuat lebar dengan Right Of Way (ROW) 24 meter, jalan
lingkungannya juga tak kalah lebar dengan kualitas fisik memadai. Ruang
terbuka hijau berupa taman utama dan taman lingkungannya di setiap
kluster juga mendapatkan porsi khusus.
Tak heran, Kota Modern
tampil sebagai perumahan dengan imaji istimewa di benak masyarakat Kota
Tangerang, terutama kalangan elite dan kelas atas. Bahkan, muncul
anggapan yang sempat populer, bahwa belum disebut orang kaya bila tidak
memiliki hunian di Kota Modern.
Sekadar informasi, harga rumah
aktual di perumahan ini senilai Rp 1,5 miliar hingga Rp 6 miliar dengan
luas bangunan sekitar 68 hingga 200 meter persegi. Sedangkan harga
lahannya sudah bertengger di angka Rp 6 juta-Rp 8 juta per meter persegi
di kluster-kluster biasa dan Rp 12 juta per meter persegi untuk kavling
menghadap padang golf. Profil pembeli unit-unit rumah di sini mayoritas
adalah para pedagang dan penyedia jasa beretnis Tionghoa yang memiliki
kekayaan di atas rata-rata.
"Mereka saling bersaing membeli satu
atau dua atau lebih untuk dirinya, anak-anaknya atau keluarganya.
Selain etnis Tionghoa berprofesi pedagang, elemen masyarakat lain
seperti pejabat Pemerintah kota dan juga profesional adalah konsumen
Kota Modern. Sehingga komunitas yang terbentuk di sini adalah kalangan
atas dengan latar belakang berbeda," ujar Andy.
Sinergi kawasan
Kota
Modern memproduksi 500-700 unit per tahun. Jumlah yang sama juga
dipasok pengembang lainnya yakni Lippo Karawaci, yang membangun Lippo
Village dengan luas kawasan sekitar 1.500 hektar.
Saat ini
perumahan-perumahan skala besar tersebut memang menjadi pemasok hunian
dengan kontribusi mayoritas ketimbang perumahan yang dikembangkan
Pemerintah. Hanya, harganya yang tinggi membuat tidak semua masyarakat
dapat mengaksesnya.
Oleh karena itu, sebagai bentuk sinergis
antara pengembangan kawasan dengan lingkungannya sekitar, para
pengembang kemudian menyediakan hunian dengan harga terjangkau berkonsep
vertikal.
No comments:
Post a Comment