Katakepo.blogspot.com - JAKARTA,dia lontarkan sesaat
sebelum mengikuti rapat bersama Menteri Lingkungan Hidup Balthasar
Kambuaya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Sekjen Kementerian PU Agus
Wijanarko di Posko Pengamatan Bendung Katulampa, Bogor, Jawa Barat,
Senin (20/1) pagi kemarin.
"Pusing saya ngebahas ini (
banjir, Red)," ucap Jokowi dengan nada berseloroh kepada Gubernur Jawa
Barat Achmad Heryawan dan pejabat lainnya sebelum memulai pertemuan.
Ucapan
Jokowi langsung disambut tawa pejabat lainnya yang hadir dalam
pertemuan itu. Selain menteri dan gubernur, hadir juga Kepala Kepala
Wilayah Sungai Besar Ciliwung-Cisadane
T Iskandar, dan Sekjen
Kementeria PU Agus Wijanarko, Wali Kota Bogor Diani Budiarto, Bupati
Bogor H Rachmat Yasin, Wakil Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad, dan
pejabat dari Pemkot Tangerang.
Pertemuan berlangsung tertutup.
Sejumlah wartawan mencoba mencuri kesempatan untuk mendengar isi
pertemuan lewat kaca jendela di pos tersebut. Hujan turun dengan
intensitas sedang di kawasan Katulampa, Bogor Timur saat pertemuan itu.
Debit air ciliwung terpantau di menara bendung katulampa setinggi 70
centimeter atau siaga 4.
Walaupun mengaku pusing, Jokowi
optimistis dapat menyelesaikan masalah banjir. Keyakinan ini karena dia
mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Banten dan
Pemerintah Pusat.
"Ini (pembangunan bendungan, Red) akan mengurangi air yang masuk ke Jakarta sekitar 40 persen," ujar Jokowi.
Ia
menambahkan, penanggulangan banjir di Jakarta akan lebih masif dengan
adanya normalisasi sungai dan waduk yang ada di Ibu Kota.
"Tetapi nanti apabila normalisasi sungai, waduk dilakukan, insya Allah akan bisa mengurangi banjir dan di Jakarta," katanya.
Dari
hasil rapat koordinasi itu, ada tiga pendekatan, yaitu pendekatan
struktural, non-struktural dan pendekatan kepada masyarakat. Pendekatan
struktural, menurut Ahmad Heryawan, dengan membangun waduk yakni di
Sukamahi di Kecamatan Cikarang Pusat, Bekasi, Jawa Barat, satu lagi di
Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kemudian, membuat sodetan di
Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dan ke Kali Cisadane, revitalisasi
situ-situ sebelum ke Jakarta dan normalisasi Ciliwung dan Cisadane.
Ditambah juga oleh konvervasi Ciliwung-Cisadane dan lain-lain.
Ada
pun langkah non-struktural, yaitu akan dibuat penghijauan di daerah
aliran sungari, dengan memberi jarak 20 meter terhadap pemukiman warga
serta penertiban sungai Ciliwung.
Kemudian ketiga, pemberdayaan
ekonomi masyarakat, penanganan sampah berbasis masyarakat, gerakan
Ciliwung bersih, gerakan menanam 1 miliar pohon di daerah aliran
Ciliwung dan Cisadane.
Untuk kesepakatan non-struktural maupun
pemberdayaan masyarakat akan menjadi otoritas sepenuhnya Pemerintah
Daerah masing-masing, yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta.
No comments:
Post a Comment