Katakepo.blogspot.com - Mi instan digemari banyak orang Indonesia bukan hanya karena cara
penyajiannya yang mudah, melainkan juga rasanya yang gurih dan lezat.
Meski demikian, mi instan sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering
karena tidak menyehatkan.
Salah satu kandungan yang perlu
diwaspadai dari mi instan adalah lemaknya yang tinggi. Hal ini karena mi
instan dibuat dengan cara digoreng.
"Mau mi rebus atau mi
goreng, semuanya dibuat dengan cara digoreng. Itu cara paling murah dan
umum dilakukan," kata Susan STP, MSC, selaku Head of Nutrifood Research
Center, di Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Proses penggorengan
tersebut membuat mi menjadi lebih empuk dan cepat matang. Karena cara
pembuatannya pun instan, yaitu cukup direbus di air mendidih atau seduh
di air panas selama 3 menit dan ditambah bumbu, mi siap dimakan.
Meski demikian, proses penggorengan membuat kadar lemak dalam mi instan menjadi tinggi.
Saat
ini sebenarnya sudah ada mi instan yang dibuat tidak dengan proses
penggorengan, tetapi dioven. "Mi instan seperti ini kalau direbus airnya
tetap jernih. Cuma memang proses perebusannya sedikit lebih lama
dibanding mi instan biasa," katanya.
Kandungan lilin
Susan
mengatakan, tidak benar mitos yang menyebutkan mi instan mengandung
lilin. "Karena proses penggorengan dalam pembuatannya, maka kalau kita
merebus mi airnya jadi keruh. Orang bilang itu karena lilin, padahal itu
karena minyak dan karbohidrat, tepung-tepungnya keluar," ujarnya.
Selain kandungan lemaknya, menurut Susan, yang perlu diwaspadai adalah kandungan garamnya yang tinggi.
"Semua
mi instan kan gurih, itu karena garamnya tinggi. Tetapi, orang
menganggapnya karena MSG," kata ahli nutrisi yang mengambil studi dari
Biotechnology-specialization Food Tech and Bioprocess Technology
Wageningen University, Belanda, ini.
Sodium dalam mi instan
rata-rata mengandung 50-60 persen kebutuhan sodium per hari. "Padahal,
kita dianjurkan hanya boleh mengonsumsi satu sendok teh per hari,"
imbuhnya.
Kelebihan sodium dikaitkan dengan peningkatan tekanan
darah. Untuk menghindari asupan karbohidrat dan sodium yang tinggi,
Susan merekomendasikan untuk membatasi mi instan. "Kalau sedang pengin
banget, ya dibarengi dengan makan sayur juga. Jadi enggak cuma
karbohidrat saja," katanya.
No comments:
Post a Comment