Tuesday, September 17, 2013

4 Cerita SBY marah gara-gara demo

Katakepo.blogspot.com - Sejak duduk di kursi RI-1, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu diwarnai berbagai aksi demonstrasi mulai dari buruh, mahasiswa hingga ormas. Berbagai tuntutan telah diarahkan kepada SBY selaku presiden untuk memberikan kebijakan yang memihak kepada rakyat.

SBY kerap kali diam dan tidak menanggapi aksi-aksi tersebut meski mendapatkan berbagai hujatan atau penghinaan. Namun, ada kalanya SBY merasa kesal atau tidak sabar karena aksi-aksi tersebut dianggap keluar batas.

Salah satu aksi yang masih membekas di dalam ingatan kita adalah ketika para pengunjuk rasa turut membawa seekor kerbau. Tak hanya itu, tubuh hewan tersebut juga ditulisi kata Si BuYa dengan menggunakan cat putih.

Kali ini, SBY juga menyesalkan aksi unjuk rasa yang menggunakan alat pengeras suara sehingga mengganggu kinerja presiden, terutama saat menerima tamu negara. Keluhan pertama datang pada 2008 lalu dan kembali terjadi tahun ini.

Berikut hasil penelusuran merdeka.com soal SBY marah gara-gara demo:

1. Tak bisa kerja gara-gara pengeras suara

Presiden SBY merasa kesal dengan ulah para pengunjuk rasa yang menggunakan alat pengeras suara di depan Istana Negara pada 12 Desember 2008 lalu. Padahal, siang itu SBY dan para pembantunya tengah bersiap untuk melaksanakan sidang kabinet terbatas.

SBY mengatakan itu sembari wajahnya ke sebelah kiri tempat duduknya. Di sana duduk Kapolri, Kepala BIN Syamsir Siregar, serta Menhan Juwono Sudarsono.

Sebelum kita mulai rapat, ada unjuk rasa di depan. Kita tidak bisa bekerja. Apakah loud speaker dengan kekuatan seperti itu dibenarkan, keluh SBY.

Di saat bersamaan, sekitar 50 orang berunjukrasa menggunakan jaket almamater warna hijau. Mereja berorasi dengan pengeras suara mengeluhkan mengenai usia pensiun hakim agung.

2. Kerbau Si BuYa ikut demo

200 Orang berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia dan bersiap menggelar aksi unjuk rasa mengecam 100 hari pemerintahan SBY-Boediono pada 28 Januari 2010 lalu. Tidak hanya manusia, seekor kerbau juga ikut mendemo berunjuk rasa.

Kerbau itu ditempeli dua gambar atau stiker bergambar SBY. Stiker pertama di bagian kepala tepatnya di pelipis si kerbau. Stiker kedua ditempel di bagian pantat kerbau.

Tak hanya itu, kerbau tersebut dicoreti tulisan Si BuYa dengan cat warna putih. Sontak saja, hal itu membuat SBY merasa tersinggung. Kata-kata itu disampaikan saat SBY menggelar pertemuan dengan menteri dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat pada 2 Februari 2010.

Ada juga demo yang bawa kerbau. Ada gambar SBY. Dibilang, SBY malas, badannya besar kayak kerbau. Apakah itu unjuk rasa? Itu nanti kita bahas, keluh SBY.

3. Kesal diteriaki maling

SBY mengaku tidak pernah melarang aksi-aksi unjuk rasa yang dilakukan sejumlah kelompok masyarakat. Namun, dia mengeluh ketika dalam demonstrasi tersebut melakukan aksi-aksi yang tidak pantas.

Salah satunya, ulah demonstran meneriakkan maling kepada beberapa pejabat pemerintah membuat SBY gerah. Aksi itu dinilai tak sopan dan menghina pejabat negara.

Apakah cocok unjuk rasa menggunakan load speaker yang besar meneriakkan SBY maling, Boediono maling, dan menteri-menteri maling dan tidak bisa diapa-apakan, jelas SBY di Cipanas, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/2).

4. Terganggu pengeras suara saat terima tamu

SBY kembali mengeluhkan para demonstran yang berunjuk rasa dengan menggunakan pengeras suara di depan Istana. Menurut Presiden, hal itu mengganggu jika ada tamu negara berkunjung ke Istana.

Kalau ada unjuk rasa dan loudspeaker-nya besar sekali itu memang (mengganggu), kalau ada tamu negara, ada event yang penting terganggu, ujar Presiden sebelum rapat dengan Pimpinan DPR di Istana, Senin (16/9).

SBY berharap, aparat keamanan yang menjaga jalannya aksi dapat mengatur pengeras suara. Hal itu dilakukan agar demonstran tidak mengganggu tamu negara.

Kita kadang-kadang luar biasa, sampai radius 2,3,4 kilo masih terdengar. Itu tentu suatu saat perlu diatur dengan baik, ujarnya.

Dengan imbauan ini, menurut SBY, bukan berarti masyarakat tidak boleh berunjuk rasa. Tentu di negara yang demokrasi ini, protes didengar, dan berunjuk rasa adalah salah satu bentuk kontrol masyarakat terhadap pemerintahan.

Demokrasi hidup, protes didengar, unjuk rasa bagus untuk saling kontrol, tetapi dipastikan tidak mengganggu pihak-pihak yang juga harus terus menerus bekerja, ujar SBY.

0 comments:

Post a Comment