Thursday, September 19, 2013

5 Sisi hitam jejaring sosial yang muncul sekarang ini

Katakepo.blogspot.com - Saat ini jejaring sosial merupakan salah satu viral yang digandrungi oleh pengguna internet baik di Indonesia maupun di setiap negara di dunia.

Walaupun para pembuat situs-situs jejaring sosial tersebut mengatakan bahwa dibuatnya website mereka itu untuk tujuan baik dan lebih untuk mempererat sesama, namun ada sisi-sisi hitam yang juga muncul dengan maraknya penggunaan jejaring sosial tersebut.

Berikut beberapa sisi negatif yang ditimbulkan oleh jejaring sosial.

1. Jejaring sosial justru buat penggunanya anti-sosial

Dengan menggunakan jejaring sosial, Anda dapat merasakan serunya berinteraksi dengan teman-teman, teman lama, guru, serta keluarga. Berbagi cerita melalui status dan foto, Anda juga dapat saling memberikan komentar satu sama lain.

Namun, dibalik segala kemudahan yang ditawarkan, ternyata Facebook dan Twitter juga dapat menyebabkan perilaku anti sosial kepada penggunanya. Seorang yang anti sosial menunjukkan ketidakpedulian atau permusuhan kepada orang lain. Anti sosial secara formal disebut dengan Antisocial Personality Disorder.

Coba Anda amati, seberapa sering Anda melihat orang yang sedang berkumpul bersama teman-teman atau keluarga, namun mereka malah sibuk menggunakan gadget. Sampai-sampai, teman atau keluarga yang berada di sampingnya tidak dihiraukan karena asik berinteraksi dengan teman-teman di akun jejaring sosial miliknya. Tentu pemandangan seperti itu tak asing lagi bagi Anda.

2. Meningkatnya cyberbullying

Sebelum memasuki masa reformasi, kebebasan berpendapat di tempat umum begitu sulit untuk didapatkan. Setelah memasuki era demokrasi dan pesatnya perkembangan teknologi, masyarakat Indonesia seperti mendapat angin segar untuk berpendapat secara bebas.

Sayangnya kebebasan berpendapat tersebut disalah gunakan oleh sekelompok orang. Sosial media yang seharunya menjadi sarana positif untuk mengungkapkan pendapat dan curahan hati malah menjadi ajang untuk melakukan cyberbullying.

Di Indonesia sendiri, sudah banyak warga yang menjadi korban cyberbullying. Jika di Amerika atau di negara lain yang menjadi korban adalah para remaja, di Indonesia yang menjadi korban adalah tokoh masyarakat atau artis yang melakukan kesalahan.

3. Menimbulkan kecanduan

Jejaring sosial Facebook telah bertansformasi menjadi jejaring sosial yang terbesar di dunia. Banyak yang merasakan dampak positif dari Facebook, namun bagi sebagian orang, situs tersebut telah menjadi candu sampai melupakan segalanya.

Saat ini banyak fenomena yang menunjukkan jika tidak sedikit pula pengguna Facebook yang menganggap dunia maya khususnya jejaring sosial Facebook lebih mengasyikkan daripada dunia nyata.

Ketika pengguna Facebook telah menganggap jika dunia Facebook lebih menyenangkan dibanding dengan kehidupan nyata mereka, maka salah satu gejala yang terlihat adalah tidak terlepasnya akun Facebook di
setiap waktu dengan cara mengecek akun Facebook terlebih halaman dinding dan kolom notifikasi sesering mungkin bahkan tiap menitnya.

4. Memicu tindakan kriminal

Dengan miliaran pengguna yang tersebar di seluruh dunia, Facebook bagaikan rumah bagi siapa saja. Pun bagi mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan.

Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (4/6/2012), pada tahun lalu saja, sudah terjadi angka kriminal sebesar 12,3 ribu kasus di dunia dengan menggunakan Facebook. Angka ini sendiri dipastikan meningkat di tahun ini.

Kita ambil contoh saja di Indonesia. Seperti yang telah diberitakan kemarin, Facebook baru saja digunakan sebagai media penipuan oleh salah seorang mantan pesepakbola asing.

Penipuan ini dimulai dari perkenalan otak pelaku, Papson (DPO) yang mengaku bernama Ivan Smith dengan dengan Pdt Dame Saulina Lumban Gaol di jejaring sosial Facebook. Saat itu, Ivan mengaku sebagai tentara Inggris yang bertugas di Irak.

Dengan berbagai rayuannya kepada sang Pendeta, pelaku akhirnya berhasil meraup uang ratusan juta rupiah. Untungnya kejahatan ini terendus dan bisa diciduk oleh polisi.

5. Memudahkan perselingkuhan

Memang segala aksi akan memunculkan sebuah reaksi walaupun terkadang negatif. Begitu pula perselingkuhan. Berikut ini adalah cara untuk mengidentifikasi pasangan yang melakukan perselingkuhan secara virtual atau online.

Dalam sebuah buku yang ditulis oleh Sheri Meyers, Psy. D, berjudul Chatting or Cheating (2012), menjelaskan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan seseorang untuk mengelabui pasangannya khususnya untuk dapat melakukan perselingkuhan.

Perselingkuhan dengan menggunakan sarana teknologi salah satunya melalui jejaring sosial. Tidak dapat dipungkiri, saat ini, jejaring sosial terkesan seperti sebagai salah satu kebutuhan bagi orang-orang yang sudah kecanduan untuk berinteraksi dengan sesamanya di dunia maya. Dengan menggunakan jejaring sosial, apabila seseorang mempunyai sifat suka selingkuh, maka dia dapat dengan mudah mencari orang lain untuk memuaskan 'hasratnya' dan membohongi pasangannya sendiri.



0 comments:

Post a Comment